Luna makan makanan yang sempat ia beli beberapa jam yang lalu dengan lahap walaupun tanpa memanaskannya terlebih dahulu, di hadapannya ada Davin yang tengah duduk manis sembari menatapnya dengan intens. Luna benci berhadapan dengan Davin seperti ini, ia seolah tengah di bunuh oleh tatapan mematikan pria yang sungguh menyebalkan tersebut. "Emang masih enak, makanannya tanpa di panasin terlebih dahulu?" Tanya Davin masih dengan rasa sabarnya yang luas. Sedangkan Luna yang sudah sangat tersulut langsung tersenyum miring di sela-sela kunyahannya pada makanan tanpa ada jawaban satu katapun. Lima belas menit Davin menunggu Luna menghabiskan dua bungkus makanan, belum lagi di tambah dengan makanan penutup berupa puding yang sama dua porsinya. Niat awal satu porsinya untuk Davin, hanya saja pr