Ada ketakutan yang tidak bisa Sanya hindari setelah pertemuannya dengan Arina. Apalagi semenjak itu, Sanya sampai dilanda gelisah parah. Sudah berulang kali wanita itu mondar-mandir di dalam kamar Alvaro yang otomatis menjadi kamarnya, semenjak mereka menikah. Kamar yang ia harapkan bisa ia miliki sepenuhnya bersama penghuninya. Namun, meski dua minggu nyaris berlalu, nyatanya ia hanya sebatas menjadi penjaga Malini bahkan pembantu di rumah itu. Karena jangankan mendapatkan haknya sebagai seorang istri, meliriknya saja, Alvaro seolah tidak sudi. Terlepas dari itu, yang membuat Sanya bingung, tak lain mengenai Alvaro yang selalu pulang larut terlepas dari pria itu yang juga selalu sibuk dengan dunianya sendiri tanpa mau peduli apalagi mengizinkan Sanya maupun Malini, mengusiknya. “Mas …?”