Embusan angin yang sedikit kencang langsung dapat Riga rasakan begitu ia menggeser pintu kaca penghubung balkon malam itu. Ketika ia datang, tiga kursi di sana sudah diisi tiga anak laki-laki yang kini sibuk dengan ponselnya masing-masing. Di meja di hadapan mereka, terdapat beberapa camilan, stoples kue kering, dan beberapa botol minuman. Jangan salah paham dulu, minuman itu tidak lain adalah kola dan minuman dingin dengan rasa jeruk. Riga menutup kembali pintu kaca tersebut, lalu menghampiri ketiga temannya yang sudah lebih dulu datang. “Sorry, telat,” ucapnya seraya menarik kursi di sebelah Pandu yang sedang meminum kolanya. “Santai aja, mereka juga baru datang,” Dana menyahut sambil melirik sekilas pada tamunya yang baru datang. “Tunggu bentar lagi, ya, Ri? Ini dikit lagi selesai k