Bab 10. (Kemarahan Erin)

1011 Words
Malam pun menjelang. Zacky dan Varel pun sudah mendapatkan barang yang mereka cari untuk melakukan ritual, yang dijabarkan dalam buku misterius, dari dunia gaib itu. Walaupun barang-barang yang dibutuhkan, tak semuanya sama persis. Kartu bergambar iblis tak mereka temukan sama sekali. Mau tak mau, mereka pun memakai kartu remi dalam ritual itu. Di dalam pikiran Zacky, dari pada tak ada kartu bergambar iblis. Lebih baik mencoba memakai kartu remi, yang akhirnya disetujui oleh Varel. Yang pada awalnya tetap keukeh pada pendiriannya. Jika ritual itu harus memakai kartu bergambar iblis. Tetapi karena mereka sudah mencarinya kemana-mana, dan tak berhasil menemukannya. Akhirnya Varel pun menyerah. Menerima keinginan Zacky dengan pasrah. Dua teman karib itu berpikiran. Jika dengan menggunakan kartu remi, ritual itu tak bisa dilakukan. Ya sudahlah, mereka akan mencari kartu bergambar iblis di situs jual-beli online. Dan menata ulang rencana mereka melakukan ritual gaib itu. Dari buku misterius, yang telah membuat Zacky penasaran setengah mati. Yang menular kepada Varel, yang penasaran dengan keinginannya. Yang mungkin dapat terkabulkan oleh ritual gaib itu. Jarum jam baru menunjukan pukul 8 malam. Teman-teman Zacky telah datang satu persatu. Selain Wisnu dan Erin yang sudah datang terlebih dahulu. Janu, Bella dan Mimi datang secara bersamaan karena sudah janjian untuk berangkat bareng menuju rumah Varel, sedari kemarin. Janu berbadan tinggi dengan tinggi 192 cm, namun sangat kurus sekali. Hingga sering dipanggil dengan nama olok-olokan, papan penggilasan. Janu berwajah oriental dan berkulit putih, dengan tinggi di atas rata-rata teman satu kampusnya. Sedangkan Bella memiliki wajah seperti artis Hongkong, akan tetapi Bella berhidung pesek. Dengan kulit sawo matangnya. Dan Mimi berwajah seperti artis India, berkulit cokelat terang. Mimi memakai kacamata tebal, akibat dari minus yang ia deritanya sejak lama. Yang sangat menyiksa dirinya selama ini. Setelah mereka bertujuh berkumpul di rumah Varel. Mereka pun makan bersama, dengan nasi yang di masak oleh Varel. Dan lauk-pauk yang dibeli Varel di warung nasi padang siang tadi. Dengan terlebih dahulu dihangatkan nya. Mereka bertujuh makan di ruang tamu Varel, sambil menonton televisi flat Varel. Mereka bertujuh duduk bersila secara sejajar, dengan arah menghadap televisi flat itu. "Jadi engga enak, ngerepotin Varel," kata Bella, bersamaan dengan menyelesaikan makannya. "Ya, udah. Kalau engga mau ngerepotin gue. Tolong cuci piring semua, setelah makan," jawab Varel, menghabisi suapan terakhirnya itu. "Siap Bos!" timpal Bella dengan penuh semangat. Setelah semuanya selesai makan. Bella, Mimi dan Erin. Lalu membereskan bekas makanan mereka bertujuh. Ketiga gadis itu, lalu menuju tempat cuci piring, untuk mencuci bekas makan mereka. Sedangkan Janu mengeluarkan rokoknya. Lalu menaruhnya di antara mereka berempat. Dengan terlebih dahulu mengambil sebatang, yang langsung ia nyalakan dengan korek gas berwarna merahnya. Wisnu lalu mengambil sebatang, lalu menyalakan dengan korek gas yang diberi oleh Janu. Sedangkan Zacky dan Varel tak melakukan hal itu. Karena mereka berdua bukan seorang perokok. Asap segera mengepul di ruang tamu itu. Yang membuat Zacky harus berkomentar. "Wisnu, bukannya Erin engga suka. Kalau lo merokok?" tanya Zacky, yang kini duduk di hadapan Wisnu. Sedangkan Varel duduk di depan Janu. "Engga ada orangnya ini. Mereka cuci piring sedikit saja bisa setengah jam. Sambil gosip sih. Dari pada gue beong lebih baik gue ngerokok. Bukannya begitu Janu?" tutur Wisnu, meminta pendapat Janu. "Iya, dan kita sebagai lelaki sejati. Harus merokok," ucap Janu, seakan sedang menyindir kepada Varel dan Zacky. Yang memang benar-benar tak pernah merokok sama sekali di dalam hidup mereka. Karena mereka Zacky dan Varel adalah penganut hidup sehat. "Bacot ...!!" kata Varel dan Zacky secara bersamaan. "Tersindir ya?" kata Wisnu, lalu mengarahkan asap rokoknya ke arah Zacky. Yang membuat Zacky naik pitam diperlakukan seperti itu. "Dasar lo gila sok iye!" teriak Zacky dengan begitu kerasnya. Yang membuat Erin, Mimi dan Bella yang sedang cuci piring. Menghampiri mereka berempat, yang sedang berada di ruang tamu rumah Varel. Melihat Wisnu sedang merokok. Erin langsung saja mengambil rokok yang sedang dihisap oleh Wisnu dengan paksa. Erin langsung saja membuang rokok itu, keluar rumah itu. Melalui pintu yang terbuka lebar. Wisnu pun begitu terkejut. Zacky langsung berteriak, naik pitam seperti itu. Hingga membuat Erin, Mimi dan Bella keluar menghampiri dirinya. "Sekali lagi lo berani merokok, kita putus!" ancam Erin dengan begitu kerasnya. Yang membuat Wisnu menjadi ciut. Seakan dirinya seorang anak kecil yang takut terhadap ibunya. "Iya, gue khilaf," jawab Wisnu dengan suara lembut. Karena ia sadar, ini adalah kesalahannya. Di mana dirinya sudah membuat perjanjian dengan Erin, untuk berhenti merokok. Zacky yang hendak marah terhadap Wisnu. Melihat hal itu hanya tersenyum bersama Varel. Tak menyangka Wisnu yang begitu garang. Menjadi ayam sayur di hadapan Erin, karena kesalahan yang ia lakukan itu. Erin lalu mengambil bungkus rokok milik Janu, yang ia genggam erat-erat. "Lo, juga Jan. Kalau mau ngerokok jangan di depan Wisnu," ketus Erin kepada Janu, yang terlihat begitu tenang. "Jangan salahi gue dong. Mana rokok gue, sini," sahut dan pinta Janu kepada Erin. "Gue sita, sampai pulang!" jawab Erin, lalu memasukan rokok itu ke dalam kantung celana bahannya. Erin lalu beranjak dari ruang tamu, kembali menuju ke tempat cuci piring. Bersama mimi dan Bella. "Betina lo benar-benar galak, kalau lagi marah," kata Janu, lalu melanjutkan menghisap rokoknya itu. "Itu karena salah gue. Kalau gue engga salah, galakan gue kali," timpal Wisnu, yang dilanjutkan oleh perkataan dari Zacky dan Varel. "Gondrong doang ... tapi-" ledek Zacky, lalu bangkit dan berjalan ke luar untuk mencari angin segar. "Gede badan doang ... Tapi-" ejek Varel, mengikuti Zacky keluar dari rumah itu. "Dasar Kang Molor, Kang Makan!" seru Wisnu, berniat bangkit. Untuk menghampiri Zacky dan Varel. Namun dicegah oleh Janu. "Ngepain sih, lo ngeladeni mereka berdua. Mending lo nikmati asap rokok ini," Janu pun menghembuskan asap rokoknya ke wajah Wisnu. "Asem lo!" ucap Wisnu, sambil mengibas-ibas kan asap rokok itu, di udara. "Nah, lo aja engga suka digituin kan. Apalagi Zacky yang engga pernah merokok sama sekali," perkataan Janu itu telah membuat Wisnu terdiam. Hanya hatinya saja yang bicara. "Benar juga, aku ini keterlaluan ...," kata Wisnu di dalam hatinya. Wisnu tetap terdiam, bermain dengan pikirannya sendiri. Begitu juga dengan Janu yang terdiam, sambil menikmati rokoknya. Di mana asap-asap rokok itu seakan membuat siluet dari sosok makhluk gaib yang ada di rumah itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD