Wira kembali dari rumah Raka. Ziah baru selesai mandi, dan hanya menggunakan sarung di tubuhnya, juga handuk yang menutup kepala, dan bahunya, saat ia membukakan pintu untuk Wira. Ziah menjawab salam Wira, tanpa mau menatap wajah Wira, lalu ia masuk ke dalam kamar. Wira merasakan gelagat tidak baik. Ia yakin, pasti ada yang sudah mengganggu pikiran, dan perasaan istrinya. Wira sudah belajar dari pengalaman. Kalau ada sesuatu, Ziah pasti diam, dan tidak mau menatapnya. Wira menyusul Ziah ke dalam kamar. Ziah ingin membawa pakaian ganti ke kamar mandi. Tapi, Wira menghalangi langkahnya dengan berdiri di dekat pintu. "Ada apa?" Tanya Wira dengan suara, dan tatapannya yang lembut. "Tidak ada apa-apa." Kepala Ziah yang tertunduk itu menggeleng pelan. "Zi, jangan bohong, aku tahu kamu habis