4. Asal usul terbentuknya The Crows

1785 Words
Mr. Willburn mendatangi meja Caspian dan teman-temannya dan mendelik kesal pada anak yang tadi memamerkan kekuatannya. Anak itu menelan ludah dan menatap takut pada Mr. Willburn. "Joan, apa yang sudah kamu lakukan tadi akan mengundang perhatian banyak orang." Mr. Willburn berkata dengan nada penuh peringatan dan memasang mimik wajah tidak suka. "Maafkan aku!" Joan menundukkan kepalanya menunjukkan rasa penyesalannya. "Lain kali jangan pamer kekuatan lagi di depan banyak orang." "Aku mengerti." "Bagus. Kalau kamu melanggarnya lagi, kamu akan mendapatkan hukuman." Mr. Willburn pergi meninggalkan mereka dan meninggalkan ruangan kantin yang saat itu keadaan kantin sudah mulai sepi. Joan mengembuskan napas lega. "Kamu harus menjelaskan semua ini pada kami,"kata Billy. "Baiklah. Oh ya aku, Joan Castillo." "Aku, Billy Rogue. Ini teman-temanku satu kamarku. Ini Renvi Miles, Theobald Arangel, dan Caspian Montana." Billy memperkenalkan teman-temannya pada Joan. Joan menatap Caspian dengan tatapan melongo. "Kamu, Caspian Montana, cucu dari Achilles Montana?"tanyanya. "Iya. Kenapa?" "Keren. Salah satu keluarga Montana ada di sini. Aku salah satu penggemar Kakekmu." "Oh ya?" Joan mengangguk dengan cepat. "Aku selalu mengikuti berita tentang Kakekmu itu. Dia seorang pahlawan." "Penggemar Kakek Cas bertambah satu lagi,"ujar Billy sambil melirik ke arah Renvi. "Renvi juga salah satu penggemarnya." "Oh ya?" Renvi mengangguk. "Kapan-kapan aku ingin bicara denganmu tentang penemuan planet Erlene 00956." "Tentu saja." "Kamu berhutang penjelasan pada kami tentang apa yang terjadi tadi,"kata Billy. "Sebaiknya kita bicara tidak di sini. Di tempat lain saja,"saran Theobald. Mereka melihat kantin yang sudah mulai kosong dan mereka berjalan keluar. "Siall!" Billy tiba-tiba mengumpat. "Ada apa?"tanya Renvi. "Kita ada kelas setengah jam lagi,"ujar Billy. "Oh iya,"kata Renvi dan Theobald bersamaan. "Jadi bagaimana?"tanya Billy. "Kita bicara besok saja setelah sarapan pagi,"jawab Caspian. "Baiklah." Billy menatap Joan dan berkata,"Besok pagi kita bertemu di kantin lagi." "Baiklah. Sekarang aku mau kembali ke kamarku." "Kamarmu ada di mana?" "Magnolia kamar no. 5." "Kalian?" "Poppy kamar no. 8." "Sampai jumpa besok!" Joan pergi berlawanan arah dengan mereka. "Aku baru tahu kalau nama-nama kamar diberi nama bunga-bungaan,"kata Caspian. "Iya. Ada juga nama-nama hewan. Itu khusus kamar perempuan,"kata Theobald. Caspian melihat banyak kamera di setiap sudut. Ia seperti sedang diawasi dan tidak memiliki privasi sama sekali. Ia juga mulai berpikir apa di kamarnya juga ada kamera? Ia akan mencari tahu itu nanti. Di kamar, Billy, Renvi, dan Theobald sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas ransel yang akan dibawanya ke kelas. Caspian yang belum masuk sekolah terpaksa harus menunggu sendirian di dalam kamar. "Kami pergi dulu,"kata Renvi. Caspian hanya mengangguk. Setelah mereka pergi, kamar menjadi sepi. Ia berbaring dan menyelimuti tubuhnya sampai dagu. Caspian mencoba menyatukan pikirannya tentang apa yang sudah terjadi beberapa hari terakhir ini dimulai dari keadaan darurat di kota, para pelayan rumahnya yang tidak sadarkan diri, dan tiba-tiba ia sudah berada di sini. Ia tidak tahu apa yang sudah terjadi di luar sana. Ia juga mengingat perkataan Joan tentang dirinya yang punya kekuatan supranatural. Caspian mencoba untuk tidur, tapi sama sekali tidak bisa tidur. Ia memutuskan bangun dan turun ke bawah. Ia berjalan mondar-mandir di kamar. Ia harus melakukan sesuatu dan keluar dari tempat asing ini. Ia bukan tahanan dan ia butuh kebebasan. Matanya menyapu ke setiap sudut kamar dan merasa lega tidak ada satu pun kamera. Caspian kemudian memikirkan suatu rencana pelariannya yang mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pertama-tama yang harus ia lakukan adalah mengenali seluk-beluk beluk tempat ini. *** Freddy Willburn sedang melihat data Caspian di layar komputernya. Sejak Caspian di bawa ke sini oleh ayahnya, ia tidak banyak berharap anak itu akan selamat, karena ia sudah terlalu berada di luar terlalu lama. Ia sama sekali tidak menyangka bakteri berbahaya dari spora jamur itu benar-benar telah disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. "Caspian Montana,"gumamnya. Freddy kembali menonton rekaman perkelahian sebelum makan malam tadi. Ia tidak salah lihat, Caspian mulai menunjukkan kekuatannya. "Kekuatan ilusi,"gumamnya. Freddy sudah tahu kelas mana yang akan dimasuki oleh Caspian. Ia juga melihat data-data anak-anak teman sekamarnya Caspian. Foto-foto mereka terpampang jelas di layar komputernya. Mereka bertiga sudah berada di Dragon Division selama dua bulan lebih sejak Freddy pertama kali menemukan mereka, tapi sampai sekarang kekuatan mereka masih belum muncul, sehingga ia memasukkan mereka ke kelas biasa. Seseorang menepuk pundaknya dan Freddy melonjak terkejut. "Ternyata kamu, Johan." "Sebaiknya kamu beristirahat." "Aku akan beristirahat sebentar lagi setelah menyelesaikan pekerjaanku." "Terserah padamu saja." Johan melihat layar komputer dan tersenyum. "Kamu mencemaskan mereka?" "Iya. Mereka sudah terkena wabah itu dan tidak ada perubahan pada diri mereka sendiri terutama kekuatan yang mereka miliki. Ini sudah terlalu lama menurut perkiraanku." "Bersabarlah! Kekuatan mereka akan segera muncul secara bertahap." "Bukannya kamu ada kelas malam ini." "Kelas malamku sudah selesai dan anak-anak itu ada di kelasku tadi. Seperti yang kamu katakan. Mereka bertiga seperti tidak memiliki kekuatan, karena rata-rata anak yang terkena wabah di hari pertama dan dibawa ke sini dalam jangka waktu satu Minggu sampai satu bulan sudah menunjukkan kekuatannya. Aku mau tidur. Sebaiknya kamu cepat tidur." Freddy teringat sejak wabah itu menyebar susana di kota menjadi sangat kacau. Ia bersama para anggota Militer berusaha mengevakuasi penduduk baik yang belum terkena wabah maupun yang sudah terkena wabah keesokan harinya. Ia masih ingat betul saat menyelamatkan ketiga anak itu. Renvi Miles ditemukan di dekat taman bermain di dekat rumahnya dalam keadaan masih hidup diantara orang-orang yang sudah meninggal di sekelilingnya. Anak itu tidak sadarkan diri, sedangkan orang tuanya ditemukan meninggal di halaman rumahnya setelah Renvi sadar dan memberitahu di mana rumahnya. Theobald Arangel ditemukan dalam keadaan tidak sadar bersama keluarganya di apartemennya dengan jendela yang hampir terbuka semua sehingga spora jamur yang membawa wabah itu dengan cepat masuk ke dalam apartemen. Setelah diperiksa satu persatu hanya Theobald yang masih hidup. Billy Rogue ditemukan sendirian di halaman depan rumahnya, sedangkan paman, bibi, dan kedua sepupunya tidak selamat. Kakek Billy, yaitu Morgan Rogue salah satu penyebab semua kekacauan ini hilang entah kemana. Setelah ketiga anak itu dan anak-anak lainnya dibawa ke tempat ini untuk dievakuasi dan setelah mereka berada di sini kurang lebih satu Minggu, beberapa anak tiba-tiba memiliki kekuatan supranatural dan beberapa anak lagi berubah menjadi sesosok "monster"yang mengerikan. Anak-anak itu terpaksa dibunuh demi menyelamatkan ratusan nyawa yang ada di sana, tapi anak-anak itu tidak bisa dibunuh begitu saja. Sampai akhirnya ada salah satu anak yang akan diserang oleh "monster" itu tiba-tiba mengeluarkan api dari tangannya dan membakar "monster" itu. Dalam sekejap, anak yang menjadi "monster"itu tubuhnya meleleh dan mati. Anak-anak yang lain pun mulai memperlihatkan kekuatannya. Sejak saat itu, Freddy mulai mengerti wabah yang sedang melanda bumi akan membawa efek mengerikan terhadap orang-orang tertentu. Setelah beberapa hari untuk memastikan keadaan di luar, Freddy menemukan banyak orang yang tidak langsung meninggal saat terkena wabah berubah jadi "monster". Ia pun melatih anak-anak dan remaja yang memiliki kekuatan supranatural untuk membasmi para "monster"itu dibantu oleh orang dewasa yang memiliki kekuatan supranatural juga yang ia datangkan dari divisi penyelamatan lain, kemudian pasukan The Crows pun terbentuk. Setiap anak dan anak usia remaja yang selamat akan dievakuasi ke Dragon Division dan akan diisolasi terlebih dahulu sebelum bergabung dengan yang lainnya. Itu dilakukan untuk memastikan anak tersebut aman dan tidak berubah jadi "monster". Freddy menatap foto Caspian Montana. Anak itu saru-satunya anak yang tidak sadarkan diri yang paling lama selama dua bulan. Ia merasa khawatir anak itu akan tiba-tiba berubah jadi "monster" dalam keadaan tidak sadar, tapi nyatanya Caspian tidak pernah berubah menjadi sosok yang mengerikan. Sejak satu Minggu dia sadar, kekuatan yang dimiliki Caspian mulai muncul. *** Caspian bangun lebih awal pagi itu. Ia melihat ketiga temannya masih tertidur, bahkan ia tidak tahu kapan teman-temannya itu telah kembali ke kamar. Ia turun dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi. Caspian yang sudah mandi dan berganti pakaian melihat ketiga temannya baru saja bangun. "Selamat pagi, Cas!"ucap Renvi. "Pa-pagi!" "Semalam tidurmu sangat nyenyak,"kata Billy. "Mungkin kemarin malam aku tidak bisa tidur." Satu persatu mereka masuk ke kamar mandi dan Renvi mengambil urutan kedua. Caspian duduk di kursi. "Semalam aku merasa bosan sendirian di kamar. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat itu akhirnya aku memilih untuk tidur saja." "Kenapa kami tidak membaca buku saja seperti Renvi setiap kali ia tidak bisa tidur,"kata Theobald. "Aku tidak terlalu suka baca buku." "Kamu bisa mengisi teka-teki silang punyaku yang ada di atas meja,"kata Billy. "Aku tidak tahu ada itu di sana." "Jadi bagaimana apa kalian sudah siap untuk bertemu Joan lagi?"tanya Billy. "Tentu. Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi,"kata Theobald. Renvi keluar dari kamar mandi dan giliran Billy yang masuk. "Oh ya apa kalian menyadari ada banyak kamera di luar dipasang di setiap sudut?"tanya Caspian. "Kami bertiga menyadarinya, meskipun kameranya hampir tak terlihat,"jawab Renvi. "Itu akan menyulitkan kita untuk pergi keluar,"kata Theobald. "Hampir tidak ada harapan sama sekali,"ujar Renvi. Mereka bertiga mengangguk bersamaan. "Sebaiknya lupakan saja rencana untuk pergi dari sini mungkin saja di luar sana memang berbahaya untuk kita,"ucap Renvi. "Kecuali kalau ada jalan alternatif lainnya,"kata Theobald. "Apa maksudmu?"tanya Renvi. Caspian mulai tertarik dengan jalan alternatif itu dan ia sama sekali tidak berpikiran tentang hal itu. "Jalan lain yang tidak diawasi kamera semacam jalan pintas." "Memangnya ada?"tanya Renvi lagi. "Aku yakin ada,"kata Billy yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Tidak mungkin tempat ini hanya memiliki satu akses pintu keluar pasti ada pintu lainnya untuk keadaan darurat." "Benar juga. Kita hanya perlu tahu dimana jalan alternatif dan pintu lainnya itu,"kata Caspian. "Andai saja kita punya denah tempat ini semacam cetak birunya,"kata Renvi. "Sayangnya kita tidak tahu dimana harus mendapatkannya,"kata Theobald dan kemudian masuk ke kamar mandi. "Apa kalian punya ide di mana bisa mendapatkan denah itu?"tanya Caspian. "Pasti ada di ruangan pimpinan tempat ini. Tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sana dan pastinya tempat itu dijaga dengan sangat ketat,"jawab Billy. "Sebaiknya lupakan saja rencana gila ini,"ucap Renvi. Theobald keluar dari kamar mandi bertepatan dengan bunyi langkah di lorong. "Pengawas telah datang,"kata Theobald. Renivi yang sedang berbaring di tempat tidur cepat-cepat bangun dan kembali merapikan dirinya. Pintu kamar terbuka. Seorang wanita yang memasang wajah galak menatap mereka satu persatu. "Karena kalian hari ini tidak ada kelas, kalian akan membantu Mrs. Donnell untuk mengurus kebun sayuran." "Baik Miss Sarah,"jawab mereka serentak. Wanita pengawas itu kembali menutup kamar. Mereka kembali bernapas lega. "Apa di sini ada kebun sayur?"tanya Caspian. "Ada,"jawab Renvi. "Sebelum kita ke sana, kita perlu bicara dengan Joan,"kata Billy. Mereka mengangguk setuju. "Ayo kita pergi makan! Semoga Joan sudah berasa di sana."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD