Allura belum mengubah tatapan sinisnya untuk kehadiran Elang pagi ini. Tepat pukul delapan. Terlambat satu jam dari waktu yang dijanjikan. Membuat Allura enggan sejenak saja menyudahi kegiatannya, untuk sekadar mempersilahkan Elang masuk. "Jamnya rusak? Atau cuma buat gaya-gayaan?" ujar Allura tajam. Melirik jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangan Elang. Elang menghela napas panjang. Enggan terpancing emosi di waktu sepagi ini. "Lama banget. Dasar pembohong!" Menatap Elang sejenak, setelahnya berbalik guna memberikan akses masuk untuk Elang. "Semua orang pernah terlambat, Ra," sahut Elang santai. Telinganya mulai terbiasa dengan segala kalimat aneh yang Allura sampaikan untuk m*****i harga dirinya. Bukan karena Elang terima-terima saja. Tapi tidak ada gunanya juga berd