25 - Jatuhnya Talak

1010 Words

Aku melangkahkan kakiku menuju pintu, sedangkan kulihat Mas Angga segera menggendong anakku dengan pelan, mungkin takut terjatuh. Ceklek Kubuka pintu kamarku. Tampak kakakku itu sedang berdiri, wajahnya terlihat tidak suka. "Bang!" Sapaku. "Kenapa membiarkan pintu dikunci?" raut wajahnya penuh selidik. Kuhela nafasku perlahan. "Dia yang menguncinya," jawabku pelan. "Kalau niat, kamu bisa membuka pintunya atau memintanya tidak mengunci pintu! Sepertinya kalian ingin bernostalgia!" sinisnya. "Bang, aku tidak seperti itu," desahku, sepertinya kakakku itu mencurigai sesuatu. "Lalu itu di lehermu apa? Sudah merah-merah!" Dia menunjuk leherku lewat tatapan matanya. Aku gelagapan dan langsung menyentuh leherku. Mas Angga tadi memang menciumi leherku cukup keras. Aku tidak tahu kalau tern

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD