Kalau tidak mengingat aku memiliki kontrak kerja dengan perusahaan selama tiga tahun dan jika keluar sebelum waktu yang ditentukan akan mendapatkan penalti berubah denda yang harus dibayar dengan nominal yang cukup besar, mungkin aku akan buru-buru membuat surat pengunduran diri di komputer-ku dan akan ku berikan kepada Pak Tama dengan laporan event yang sudah ku selesaikan dan ku masukkan ke dalam map yang rapi. Aku akan kabur dan untuk sementara menyendiri untuk liburan. Tapi nyatanya, aku keluar dari ruangan pak Tama dengan badan tidak bertenaga dan wajah yang kemerahan karena malu luar biasa sampai-sampai Mbak Aina yang melihatku kembali ke kubikalku menggeser kursinya dan menatapku lekat-lekat. “Lo kenapa? Sakit?” Tanya Mbak Aina yang sedikit khawatir. “Mbak, gue kalau resign sekar