Matahari di luar begitu terik. Hal tersebut juga sejalan dengan hawa dalam rumah yang tak jauh pengapnya. Pendingin ruang dimatikan, Arumi bekerja sembari bermandikan keringat yang mengguyur wajah pucatnya. Dari sudut pintu menuju ruang tengah, tampak seorang perempuan paruh baya yang mengintip pembantu sekaligus menantu dari keluarga tersebut sedang bekerja keras. “Sssst! Bi Yuli, sini! Nanti Nyonya Marissa marah sama kita,” ujar salah seorang ART yang memperingatkan ART lainnya agar tidak mengintip Arumi. “Saya nggak tega melihat Neng Arumi seperti itu. Kasihan,” jawabnya. “Ya, mau bagaimana lagi. Kalau kita bantu, nanti dia akan makin dimarahi dan kita juga kena batunya,” timpal ART tersebut. Bi Yuli tampak bimbang dan merasa kasihan pada Arumi. Bagaimanapun juga, dia sudah me