Dua hari yang dilalui oleh Arumi di rumah Marissa bagaikan neraka. Ia tak pernah menyangka, jika akan datang hari di mana dirinya sangat merindukan Aksa. Bukan rindu yang biasa, tapi ... lebih baik ia mendengar kata-kata sinis dari pria tersebut dibanding harus mengikuti titah Nyonya Marissa yang tak bisa ia bantah sama sekali. “Ini ... sebelah sini!” Nyonya Marissa menunjuk pada kerak tipis yang menempel di dinding kamar mandi miliknya. “Nah, yang ini juga!” titah perempuan tersebut. Arumi memindahkan sikat yang ia pegang ke tempat yang ditunjuk oleh nenek mertuanya tersebut. “Nah, bener! Gitu! Sampai bersih!” tuturnya lagi. Arumi semakin menekan sikat tersebut lebih keras. “Apa aku harus biarkan satu minggu tanpa dibersihkan, ya? Agar ketika kamu menyikat ini keraknya sudah c