“Pak Aksa kenapa, sih?” tanya Arumi yang kali ini telah berada dalam kamar lagi. Dentum musik dari area taman belakang masih terdengar, suara tawa dan juga obrolan samar-samar pun masih memenuhi area tersebut. Akan tetapi, Arumi dan Aksa telah memutuskan kembali ke kamar meninggalkan pesta. “Menurutku kamu tidak boleh terlalu lelah,” jawab Aksa tanpa menatap wajah Arumi. Arumi yang dari tadi duduk pun langsung berdiri dan menghadap ke arah depan tubuh Aksa. “Aku belum lelah,” timpalnya sambil melipat kedua tangan. Melihat Arumi yang tiba-tiba ada di depannya, membuat Aksa langsung memundurkan wajah karena terkejut. “Bilang saja Pak Aksa cemburu, kan?” terka Arumi dengan senyum menyeringai. Begitu mendengar hal tersebut, alis tebal Aksa pun langsung bertaut. “Kalau bicara pakai