Angin malam mulai menyapa d**a bidangnya yang terbuka. Semakin lama semakin terasa dingin menusuk tulang. Apalagi ia telah cukup lama duduk di balkon seorang diri. Menenangkan hatinya yang gundah gulana. Masih permasalahan yang sama seperti biasanya. Tentang kelemahannya terhadap mamanya. Namun semakin Satya memikirkannya, semakin pening yang ia rasakan. Entah kapan dirinya akan bebas dari belenggu kasih sayang mamanya. Ia tahu tujuan Sofia baik, tetapi hal itu menyiksanya. Seperti anak kecil yang selalu dikendalikan ibunya. Apa yang boleh dan tidak boleh akan ditentukan oleh Sofia. Seolah Satya tidak berhak menentukan hidupnya sendiri. Satya segera mematikan rokoknya yang masih separuh dan membuangnya ke tempat sampah. Ia menatap langit sebentar. Terlihat bintang-bintang dengan bebas mem