Ep.1 Start

2396 Words
Play In Game: The 7. 7 kontinen, 7 Kaisar. Namun, ratusan juta orang di seluruh dunia memperebutkan takhta di 7 kontinen tersebut. Bukan hanya itu. Masing-masing penguasa kontinen berperang demi mempertahankan kedaulatan wilayah mereka dan menjadi penguasa paling hebat di antara yang lainnya. Sementara di real life, persaingan bisnis juga tak kalah sengitnya dari dunia persilatan. Agensi-agensi hiburan di Hongkong yang menaungi berbagai artis muda berbakat juga bersaing melalui prestasi artis atau idol yang mereka usung. Untuk ke sekian kalinya, boygroup LTJ milik Imperial Agency, kalah bersaing di chart lagu nasional melawan artis solo Han Junjie dari Ten Million (TM) Entertainment. Hal itu menimbulkan kekecewaan berat bagi pihak manajemen Imperial Agency, sehingga mereka ingin berinovasi. [XIntel Gaming Academy mengadakan perekrutan gamer internasional yang pertama kali. Undangan khusus untuk Anda, silakan klik tautan berikut ini untuk mengisi biodata.] Tautan tersebut muncul di hadapan Wei Xiaoli dari sebuah laptop yang disodorkan pihak agensi kepadanya. Mata pemuda berparas tampan itu terpicing lalu bertanya pada mereka. "Jadi, aku harus bergabung dalam game ini?" Salah satu petinggi Imperial Agency menjawabnya, "Bukan hanya kamu, tapi seluruh member LTJ akan bergabung. Qu Shoushan, Fa Mengyao, Kang Huizen, Li Guowei, dan juga kamu, Wei Xiaoli. Kalian akan jadi satu tim yang akan melawan pemain dari agensi lain." Xiaoli tidak serta merta menerima pernyataan itu. Ia terperangah. "Hei, hei, hei, tunggu dulu. Apa maksud kalian? Bukankah kami boyband yang seharusnya tampil menyanyi dan menari di hadapan penonton? Kenapa kami bermain dalam game?" "Ini adalah investasi baru. Kalian bukan hanya membentuk persona di dunia nyata, tetapi juga di dunia virtual. Cepat atau lambat manusia akan berpindah ke alternate universe di mana mereka punya kesempatan yang sama menjadi orang top seperti yang lainnya. Kami tidak mau ketinggalan kesempatan ini. Mumpung dibuka jalur internal, kita punya peluang besar berkembang lebih progresif, bersaing dengan agensi idol lainnya, bahkan menjadi yang terbaik!" "Jadi... kami tidak akan tampil di panggung nyata lagi?" "Ah, tipe-tipe penampilan seperti itu akan segera basi. Masa hidup idol hanya bertahan maksimal 7 tahun, setelah itu kalian dihiatuskan. Dan kalian tahu apa yang terjadi akibat kelebihan penonton dan kerusuhan karena booming-nya pertunjukan-pertunjukan langsung. Itu sangat menguras uang kita, belum lagi santunan dan tuntutan hukum jika terjadi kematian dan kecelakaan. Dengar, kalian akan bertambah tua, digeser oleh idol baru. Fans akan meninggalkan kalian dan mengagumi orang lain. Namun, di sini, di dunia virtual kalian akan bertahan selamanya. Kalian bisa menjadi siapa saja yang kalian inginkan. Kalian bisa melakukan apa saja yang kalian inginkan. Tiada batas, tiada aturan. Yang harus kalian lakukan hanya satu. Menjadi pemenang. Demi kejayaan dan kekuatan." Membunuh dan merebut kekuasaan. Mengumpulkan harta, senjata, kekuatan, pengikut, pelayan, harem, dan memusnahkan musuh hanya dengan satu ketukan jari. Kapan lagi ia bisa melakukan semua itu? Dengan seluruh sumber daya yang agensi sediakan untuknya, dibanding pemain lain di luar sana, ini adalah kesempatan dari langit yang tidak akan diturunkan pada sembarang orang. Wei Xiaoli menarik napas dalam-dalam lalu bersuara lantang. "Baik, aku bersedia bergabung dalam game ini! Masukkan namaku dalam undangan." Ketika semua sudah terlaksana, maka dimulailah perjalanan Wei Xiaoli dan rekan-rekannya dalam dunia baru yang dinamakan The 7. *** Di sebuah istana kekaisaran negeri berlambang daun maple, diselenggarakan pesta meriah. Nyanyian dan tarian dipentaskan di hadapan hadirin. Riuh sorak sorai menyuarakan kepuasan penaklukan wilayah siluman di pedalaman Negeri Maple. Dan merayakan keberhasilan itu, Kaisar Wei menikahi selir baru dan mengumumkannya pada pengikutnya. seluruh penghuni The 7 server Hongkong mengucapkan selamat untuknya sekaligus menjilat agar bisa menjalin kerjasama dengannya. "Huahahaha...." Wei Xiaoli, atau yang sekarang dipanggil Kaisar Wei, tertawa terbahak-bahak di tengah jamuan pesta pora. Selir Lan terkenal sebagai wanita yang paling cantik di seluruh kontinen. Wei Xiaoli, penguasa wilayah Maple mendapatkannya melalui p********n mahar tertinggi. Seluruh pengikutnya turut tertawa seraya mengangkat gelas mereka dan bersulang untuk sang kaisar. "Selamat, Yang Mulia! Selamat menikmati malam pertama Anda. Semoga dengan menikahi Selir Lan akan menambah kejayaan kerajaan kita, mendatangkan persentase emas lebih banyak, dan meningkatkan hasil pertanian kita." "Terima kasih! Terima kasih atas perhatian kalian! Sekarang aku permisi dulu. Aku akan pergi ke kamar untuk menjumpai selirku. Huahahaha...." Wei Xiaoli memasuki kamar tidur pengantin. Sebuah ruangan dengan interior serta bahan kain serba merah dan emas, simbol upacara pernikahan. Di ranjang, duduk Selir Lan yang masih mengenakan mahkota penutup wajahnya. Selir Lan adalah selir ke- 9 yang dimiliki Kaisar Wei. Ketika tirai wajahnya dibuka, tampak wajah ayu dengan pipi merona. Gadis berambut panjang bergaun hanfu tipis warna merah itu sudah tak sabaran menunggu Kaisar Wei naik ke tempat tidur. Selir Lan berselonjor menggoda memperlihatkan tungkai kaki mulus, putih bersih. Di sela belahan depan gaunnya, mengintip lekukan gundukan dadanya. Bibir merah mungil berkilap bagai buah ceri. Mata sipit bersudut runcing berkedip- kedip merayu. "Selamat malam, Yang Mulia Wei! Sekarang saya sudah menjadi milik Yang Mulia. Apa yang bisa saya lakukan untuk menyenangkan Yang Mulia malam ini?" tanya Selir Lan. Kaisar Wei berdiri tegap di hadapan wanita itu, berkacak pinggang dan tertawa terbahak- bahak. "Huahaha ... kau bisa mulai dengan membuka pakaianmu, Selir Lan! Perlihatkan padaku keindahan apa yang kau sembunyikan selama ini." Sreeet! Gaun sutra Selir Lan segera dilepaskan, tubuh mungil montok tersisa sehelai zhongyi halus bersulam bunga- bunga. Pipi Selir Lan bersemu kemerahan, bertanya lagi sambil tertunduk malu. "Apa Yang Mulia menyukai saya?" Kaisar Wei mendekati selirnya, menyentuh dagu gadis itu dan berujar lembut padanya. "Kecantikanmu tiada bandingnya dengan 1000 wanita sekali pun. Apa yang telah diberikan bumi padamu sehingga kau memiliki keindahan seperti ini?" "Ini semua berkat doa orang tua saya, Yang Mulia. Mereka gemar pergi ke kuil dan berdoa diberikan anak yang cantik jelita. Dan lahirlah saya." "Aku rasa kau ditakdirkan menjadi ratu, Selir Lan. Begini saja, jika kau melahirkan anak laki-laki, maka aku akan menobatkanmu sebagai ratuku. Kau harus membuatku kli.maks secara sempurna agar penyatuan kita membuahkan janin, Selir Lan. Kau paham cara melakukanya?" Selir Lan mengangguk. Untuk melakukan itu, Selir Lan harus cukup sakti bersanggama dengan teknik tertentu sehingga Kaisar Wei bisa menanam benih keturunannya di dalam tubuh Selir Lan. Kaisar Wei menuang arak pengantin lalu saling meminumi bersama Selir Lan. Keduanya berbalas senyum penuh arti. Ia mundur selangkah dan mulai membuka jubah pengantinnya. Selir Lan mengusapkan jemarinya ke tepi wajah. Pipinya semakin merah melihat tubuh perkasa Kaisar Wei tatkala pakaian kebesaran pria itu dilepaskan satu per satu. Sontak suhu ruangan naik beberapa derajat. Panas nafsu membuat napas sesak dan jantung berdebar cepat. Nyala api di lilin merah pun dipadamkan. Siluet tubuh Kaisar Wei mengangkangi selirnya di balik kelambu, bergerak sebagai ombak tinggi yang mengempas karang. "Ohhh, Yang Mulia ...." desahan syahdu sang selir saat dikejar berahi. Kegadisannya diterobos membuat Selir Lan mencengkeram kuat pundak Kaisar Wei. Darahnya berceceran, tetapi itu tidak menghentikan Kaisar Wei meneruskan hunjamannya menumbuk lubang untuk benihnya tumbuh. "Hisss... Luar biasa, Selir Lan...." Bisikan kasar bergetar Kaisar Wei memuji betapa nikmatnya gadis itu. Di kursi gamer-nya, dengan alat VR terpasang di kepala dan tangan, Wei Xiaoli juga merasakan sensasi keberahian yang sama. Miliknya mengacung dan rasa berdenyut diemut-emut dalam gua kesaktian Selir Lan meskipun tubuh asli gadis bernama Meilan itu berada di tempat lain. Selir Lan adalah salah satu anggota girlband terkenal dari Diamond Agency. VR menjadi sangat digandrungi anak-anak muda karena sensasinya yang sangat nyata. Jika di dunia nyata, tidak mungkin agensi mengizinkan para idol mereka memiliki hubungan semacam itu. Namun, melalui teknologi game tersebut, para idol bisa mewujudkan keinginan liar mereka tanpa mengkhawatirkan konsekuensi apa pun. Bulan sabit di langit gelap berganti sinar matahari pagi yang cerah. Penyempurnaan ikatan pernikahan Selir Lan dan Kaisar Wei selesai. Kaisar Wei mengenakan pakaiannya sambil menyunggingkan senyum kepuasan menatap tubuh molek yang terlelap kehabisan tenaga di ranjang pengantin. Kaisar Wei meninggalkan kamar selirnya dengan seringai penuh percaya diri. Sekarang, tinggal menunggu kabar kehamilan Selir Lan. Ke-8 selir lainnya juga tengah berbadan dua, dan akan melahirkan dalam jangka waktu yang beriringan. Memiliki keturunan adalah keharusan bagi seorang kaisar. Hanya kaisar yang bisa membuat keturunan. Semakin banyak anak yang dimiliki Kaisar, maka peluang memiliki pewaris takhta serta menambah jumlah pengikut juga semakin besar. Saving .... Wei Xiaoli keluar dari game The 7. Ia melepaskan alat VR dari tubuhnya lalu beranjak dari kursi dan mengerang meregangkan badan. "Huaaaah! Puasnya!" Xiaoli tersenyum mengamati celananya yang belepotan sekret kejantanan. Enaknya berhubungan di dunia maya daripada bertemu langsung, mereka tidak perlu menghadapi para fans. Wei Xiaoli pun bergegas ke kamar mandi untuk mandi bersih karena ia ada show on air pagi itu. Sementara di kamar Meilan atau aslinya Selir Lan, tak kuasa bergerak dari kursinya karena kedua kaki lunglai. Pandangannya nanar. Dua temannya yang berperan sebagai pendampingnya di dunia game, bergegas membantunya berdiri. "Kakak Lan, kamu baik-baik saja? Apa saja yang telah dilakukan Kaisar Wei padamu?" Meilan tidak marah, kecewa, ataupun bingung, melainkan ia tersenyum bak orang mabuk. "Sangat nikmat, teman ... Oh... aku tidak menyangka menikah dengan seseorang yang level tinggi, dampak power-nya juga besar. Aaah...." Meilan nyaris terjatuh karena kakinya tak sanggup berpijak. Kedua rekannya segera memapahnya menuju ranjang lalu mengambilkannya air minum. "Ini, Kak, cepat minum." Meilan menghabiskan minumnya dengan sekali tenggak kemudian semringah. "Jika aku benar-benar hamil anak Kaisar Wei, rasanya aku tidak keberatan. Semuanya sangat sempurna. Aku merasa bagai di surga." "Wuaah, kamu sangat beruntung, Kakak. Kami jadi iri padamu," puji mereka. Lalu menyelimuti Meilan yang perlahan tertidur sambil tersenyum bak bermimpi indah. "Sekarang istirahat dulu, Kakak. Kami akan kembali lagi nanti untuk mengurusmu." Dua gadis tadi keluar kamar dan seorang pria menghadang mereka. "Bagaimana? Apakah Meilan berhasil menaklukkan Wei Xiaoli?" "Tampaknya berhasil, Pak Manajer. Kata Kakak Lan, semuanya sempurna." "Oooh, bagus, bagus, bagus. Jika diteruskan, hubungan Selir Lan dan Kaisar Wei akan semakin dekat, kita bisa ikut terkenal. Kerja bagus, anak-anak! Pertahankan!" "Baik, Pak Manajer!" "Sekarang kalian latihan dance. Ayo, cepat! Itu baik untuk stamina kalian." "Baik, Pak Manajer!" *** Keadaan berbanding terbalik dialami kaisar negeri para beruang. Kaisar Han atau yang dikenal dengan nama Grizz. Negeri berlambang beruang cokelat memiliki sumber daya yang sedikit sehingga tidak bisa mendapatkan selir berkelas. Para Grizzly —sebutan untuk warga negeri Beruang— terkenal sebagai penjudi, perampok serta pemburu, menyebabkan mereka sering dijadikan target pembunuh bayaran. Karena itulah mereka punya musuh di mana-mana. Agar tidak dikenali, mereka menggunakan helm kepala beruang. Wilayah kekuasaan negeri Beruang juga tidak luas, berupa area gurun dan berbukit batu. Kalaupun ada hutan, bukan hutan yang memberi manfaat sebagai bahan makanan. Hanya tempat hidup satwa liar dan predator lainnya. Bukan area yang bisa dijadikan pemukiman ataupun lahan bercocok tanam, sehingga tidak menjadi rebutan kekaisaran lain. Grizz harus menikah agar bisa menambah jumlah pengikut. Mereka merampok sebuah dusun dan menyekap beberapa gadis kelas buruh. "Apa kau sudah menyiapkan calon mempelaiku?" tanya Grizz sambil memasuki penginapan. Ia melepas perbekalan dan aneka senjata yang ia lempar begitu saja ke atas meja. "Sudah," jawab ajudannya. "Ia menunggu di kamar atas." Di dalam kamar didekor kain merah seadanya, seorang gadis bergaun hanfu merah yang sangat sederhana berjalan mondar-mandir gelisah mengelilingi meja jamuan di tengah kamar. "Sialan! Kakak Xujia menjebakku! Sekarang bagaimana caranya aku melarikan diri dari tempat ini?" Gadis itu bernama Kaili, trainee dari agensi TM Entertainment. Ia terdiam menatap lilin-lilin di tengah meja. Ada arak pengantin di sebelahnya. Tanpa pikir panjang gadis itu menenggak arak itu sedikit agar lebih santai. Walau ia berharap lebih baik kehilangan kesadaran agar tidak menghadapi apa yang akan terjadi berikutnya. Kaili lalu mengintip ke celah pintu, tetapi penjaga di luar melihat bayangannya sehingga menyepak pintu agar ia menjauh. Brak! Kaili tersentak. Dua penjaga bertutup kepala beruang itu meneriakinya. "Diam di tempatmu, Nona Muda, dan mulailah menghangatkan ranjang karena Grizz sebentar lagi tiba. Huahahhaa." "Ah, sialan!" maki Kaili lagi. Ia menjauh dari pintu, kembali mondar mandir memikirkan cara menghindari malam pernikahan dengan kaisar bernama Grizz itu. Bukan hanya karena ia tidak kenal Grizz, tetapi juga karena reputasi Grizz dan penampakannya yang menakutkan, perempuan mana yang mau dengannya? Tidak mengherankan warga negeri Beruang tak ada peminat wanitanya. Mungkin ada, tapi tidak seberapa. Sorot mata Kaili tertuju pada api di lilin merah yang menerangi ruangannya, bertepatan dengan suara penjaga di luar menyapa tuan mereka. "Grizz! Silakan masuk, kawan. Selamat menikmati! Huahahaha ...." Pintu dibuka dan pria bertubuh kekar berkepala beruang masuk seperti monster yang siap memakan mangsanya. Kaili membeku di tempat. Pintu tertutup rapat, seolah menjadi tanda akhir dunianya. Kaili menelan ludah dengan susah payah. Manusia berkepala beruang melangkah mengitari meja sambil membuka mantel bulunya. "Kau tahu apa yang harus kau lakukan, perempuan! Cepat buka bajumu dan naik ke ranjang. Kau harus bisa memanaskan malamku." Pakaian pria itu terbuka memperlihatkan punggung bidang yang jelas tertempa sempurna meskipun kotor tanah dan keringat. Tetap saja, kepala beruang asli yang dikenakannya tidak akan membuat gadis mana pun terpukau. Ia malah terlighat sangat menyeramkan. "Aku ... Aku punya ide lebih baik untuk menghangatkanmu," sahut Kaili mengumpulkan seluruh keberaniannya. Pria itu menoleh dan menyeringai. "Oh ya? Kau gadis pertama yang berani menjawab demikian. Biasanya mereka menangis, sehingga aku harus membunuh mereka. Aku benci wanita dengan air mata." "Karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan, sementara aku tahu," ucap Kaili dan sebelum Grizz menyadari, Kaili mengambil set lilin yang sedang menyala lalu melemparnya ke ranjang. Kain-kain terbuat dari bahan yang sangat mudah terbakar. Api membesar dengan cepat, membuat Grizz terbelalak. Ia menoleh pada gadis itu dan berteriak, "Perempuan berengsek!" Lalu menerjangnya melewati meja. Kaili bergerak lincah mengambil guci arak lalu melemparnya ke api sehingga menimbulkan ledakan api yang cukup besar menyambar topeng beruang Grizz. Pria itu terhuyung memegangi topengnya yang panas mulai terbakar. "Grizz, ada apa? Apa yang terjadi di dalam?" tanya orang di luar, tetapi tidak ada jawaban. Grizz berteriak marah. Mereka melihat asap dan nyala api sehingga bergegas masuk dengan mendobrak pintu. "Grizz!" seru mereka panik melihat kepala kaisar mereka terbakar. Mereka membantu Grizz mencopot kepala itu. Sementara Kaili masih terpana atas tindakannya sendiri. Anak buah Grizz berdatangan dari lantai bawah, membuat Kaili tidak mungkin kabur lewat situ. Satu-satunya cara adalah dengan mendobrak jendela. Kaili angkat satu bangku dan melemparnya ke arah jendela sehingga jebol. Ia pun melompat keluar kamar. Tutup kepalanya lepas dan Grizz sempat melihat gadis itu kabur melalui jendela. "Perempuan berengseeeek!" teriaknya. Ia hendak melompat keluar, tetapi satu anak buah menariknya. "Grizz, bagaimana ini? Kediaman kita terbakar!" Grizz tepis tangan pria itu dan lanjut menyusul gadis tadi sembari menyempatkan memberi titah. "Kalian padamkan saja apinya. Biar aku sendirian mengejar gadis itu. Aku akan kembali secepatnya." Grizz lalu menatap hutan gelap gulita yang dituju gadis tadi. Ia menggeram menyeringai. "Jika sudah ditanganku, akan kulumat habis kamu, dasar perempuan berengsek!" *** Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD