Han Junjie khawatir akan terjadi wardrobe malfunction pada Kaili, tidak menyangka yang terjadi justru malfungsi mulut gadis itu. Di sudut gelap belakang panggung, ia berdiam diri dengan kedua tangan terkepal kuat hingga gemetar menahan marah. Jika energi kemarahannya bisa divisualisasikan, ibarat Black Tornado yang bermata nyalang siap memorak-porandakan panggung itu. Idi.ot berengsek! Tidak tahu diri, tidak tahu terima kasih! Awas kau, Kaili! Kau harus merasakan kemarahanku! Kaili tidak menyadari apa yang telah diucapkannya memprovokasi banyak orang. Ia tidak berpikir itu acara live dan tidak bisa diedit. Ia tidak berpikir orang-orang akan peduli apa yang dikatakannya. Lagi pula, Han Junjie yang dikenalnya memang seperti itu. Ia tidak merasa bersalah punya pendapat sendiri. Bagi yang p