Kaili mungkin menyesali ucapannya, akan tetapi jika adegan percintaan itu bisa direka ulang, ia ingin melakukannya berkali-kali. Setiap kecupan, setiap sentuhan, bahkan setiap desahan yang terjadi terasa sangat jujur dan polos. Tidak ada keterpaksaan seperti kerap Han Junjie menyanggamainya. Bahkan dalam benaknya menginginkan Han Junjie hanya untuknya dan ia berharap begitu juga sebaliknya. Ia serahkan diri selayaknya sebuah persembahan terbaik yang bisa dilakukan pada orang yang dipujanya.
Kaili terkenang perasaan itu selama beberapa jam di tempat tidurnya. Ia bertanya-tanya, apakah sekarang ia nge-fans pada Han Junjie? Rasanya tidak mungkin. Bagaimanapun, Han Junjie bukan tipe idola yang akan membuatnya bertekuk lutut.
Apakah ini yang dinamakan cinta? Jadi, aku jatuh cinta padanya? A
