“Telat! Kalian di jalan sampai berjam-jam?” Baru saja sampai di rumah Elard, si tuan rumah sudah menyambut dengan galak. Salah Kirana yang berbohong. Bilangnya sudah di jalan, tapi masih di rumah sibuk mengomeli Dinar yang mandi, rapikan rambut, sampai pilih baju super lama. “Macet tahu nggak!” Dinar membalas dengan percaya diri, tak ada rasa bersalah membuat orang menunggu lama. “Macet di momen Dinar dandan, maaf.” Sesaat kemudian, Kirana mengoreksi. Elard angkat alis. Dalam hati bertanya-tanya, Dinar yang dandan? Bukan Kirana ya? Tentu saja pertanyaan itu hanya dia simpan di dalam hati. Enggak enak dilontarkan langsung biarpun lawan bicaranya orang seenteng Dinar. “Ya sudahlah, ayo masuk. Langsung mulai saja, biar hasilnya buat makan siang sama-sama.” “Langsung diabaikan ya. Aku