"Udah mendingan? Lo kuat ke kampus hari ini, Nan? Kalau masih pusing jangan dipaksa. Wajah lo pucat banget, Nan. Nggak usah masuk ya? Istirahat aja di rumah, gimana?" Perempuan itu menggelengkan kepalanya, dia memeluk lengan si pembujuk tersebut - tentu saja Abimanyu - yang rela muter demi Kinanti. Tadi pagi perempuan itu tiba-tiba mengirimkan pesan, ngambek ditinggal tanpa pamit semalam. Pas Kinanti kenyang dan bisa tidur pulas, akhirnya Abimanyu memutuskan pulang. Tak enak lama-lama berada di rumah gadis, terlebih semalam ayahnya Kinanti juga pulang ke rumah. Dia sedikit sungkan. "Dahi lo panas, Nan, nggak usah ke kampus dulu. Kalau lo tambah parah gimana nanti? Gue nggak mau lo sakit, Nan. Udah jangan dipaksa. Mending masuk ke rumah lagi, sarapan terus minum obat ya? Kok bisa sih sampa