“Karena gue iseng.” Senyuman sinis di bibir laki-laki itu mengembang sempurna. Berbeda dengan perempuan yang berada di depannya, bungkam dan diam. Ia sama sekali tidak menyangka dengan jawaban yang diberikan seperti itu. Sedikit tapi menusuk sampai hari. “Gue kira lo bakal nolak awalnya, Nan. Eh, ternyata lo terima. Jadi ya …, sama aja.” Perempuan itu terdiam sejenak, mencerna semua ucapan yang dilontarkan oleh laki-laki tampan di depannya tersebut. “Maksud lo apa, Mik? Jadi, lo ngajak gue makan malam dan sebagainya ini cuma mau tes gue aja? Maksud lo apa kayak gini, hah? Lo tega ya, Mik. Ternyata masih ada cowok modelannya kayak lo gini?” Laki-laki itu bersedekap d**a sambil menatap miring perempuan yang di depannya. “Lo cowok paling jahat yang pernah gue kenal, Mik. Tega banget sih l