“Widih, masih pagi loh ini udah nemplok aja. Emang sih cocok sama hawanya, ya nggak?” Semua pandangan mata di koridor tersebut tertuju pada laki-laki kekar yang tengah bersandar di tembok bersama teman-temannya. Dia menyunggingkan senyuman miring ke arah Jatmika dan Kinanti yang baru saja sampai di kampus. Laki-laki itu adalah Jhon dan teman-temannya yang lain. Di tempat itu pula masih ada Abimanyu bersama gerombolannya, mereka memasang mata dan telinga baik-baik terutama si Rama. Jarang sekali Jhon menyenggol anak lain terlebih dahulu, mereka terkenal dengan menunggu musuh ketimbang mencari musuh. Untuk pertama kalinya pagi ini si Jhon berani berkata demikian di tempat umum, bahkan sebelumnya Jatmika atau Jhon tak begitu kenal dekat. Sepengetahuan mereka. Terkesan aneh dipandangann semua