Secarik mendung menggantung di langit ketika Arum membuka tirai jendela kamar hotel yang ia tempati bersama Hendrik. Hari masih terlalu pagi, Arum telah menyiapkan secangkir teh dan secangkir kopi untuk mereka berdua sedang Hendrik asyik dengan ponselnya entah apa yang ia lihat dan baca. Arum memandang ke langit seraya menggantungkan ribuan doa dan harapan di langit yang sedikit gelap itu. "Tuhan, mohon ijinkan bahagia ini menjadi milikku sampai aku mati." Ucapnya berkali-kali. Ia sungguh sedang menikmati suguhan Tuhan untuknya hari ini. Duuhh wanita mana yang tidak bahagia diijinkan menikah dengan seorang lelaki yang telah lama dicintai, dikagumi, diinginni, kemudian diperlakukan demikian manis. Semua wanita pasti bahagia. Dan yang punya kuasa meneruskan atau mengakhiri bahagia itu ha