Denny terus tersenyum seraya memandangi Venita. Mereka baru saja selesai menyantap hidangan makan malamnya di restoran sebuah hotel bintang lima di bilangan Senayan, Jakarta Selatan. Gadis yang sedang bersamanya itu tampil cantik di dalam balutan gaun berwarna hitam. Senada dengan kemeja dan celana jeans yang sedang dikenakannya. Namun, sesaat kemudian ia menyadari kesalahannya. Gadis itu selalu cantik dalam keadaan apa pun. “Mas,” panggil Venita. “Ven,” panggil Denny bersamaan di saat Venita memanggilnya. “Eh, ya Mas?” “Kamu duluan aja.” Venita menggelengkan kepalanya. “Mas duluan aja.” Denny tersenyum. Ia mengatur napas untuk mengurangi kegugupannya. Setelah ia yakin, ia pun mengungkapkan apa yang sedari kemarin ingin ia katakan. Ia mengambil sebuah kotak perhiasan berisi cincin be