Di ranjang ukuran queen size di sebuah kamar kost eksekutif, Venita tertawa terbahak-bahak hingga telinga orang yang sedang meneleponnya terasa pengang. “Heh! Kira-kira dong ketawanya! Kuping gue pengang, nih!” protes Bella. “Maaf, Bel, maaf. Abisnya cerita lo kocak sih,” ujar Venita sambil berusaha meredakan tawanya. “Kocak apaan? Aneh begitu!” “Ya ampun, Bel. Seorang Prayoga Dimas Djojodiningrat aja sampai mendoakan lo dan si Revano itu lho. Gile. Temen gue pergaulannya kelas berat!” “Keberatan tuh khayalan lo!” “Oh ya, Bel, gue baru sadar deh.” “Apa?” “HP lo di-password-in gak?” “Iya.” “Si Revano itu tau dari mana password hp lo?” Tubuh Bella mendadak menegang. Ia baru menyadari hal tersebut. “V-ven,” ujar Bella dengan suara bergetar. “Ya, Bel?” balas Venita dengan dahi ber