Ridho tidak menolak atau mengiyakan ucapan Nayla kepadanya itu, karena hatinya masih merasa bimbang dan galau. Ia sama sekali tidak ingin jika Nayla terjebak dosa karena harus bertemu dengan lelaki lain karena ia sekarang sudah sah menjadi seorang istri. Namun, Ridho juga tidak punya keberanian untuk melarang karena ia tidak ingin Nayla tambah membenci dirinya. “Kamu kok diam aja? Nggak dengar yang aku bilang tadi?” tanya Nayla dengan ketus pada Ridho. “Dengar kok. Kamu boleh pergi, asal aku ikut nemenin kamu!” jawab Ridho pada akhirnya memberanikan diri berkata seperti itu. Nayla melirik ke arah Ridho dengan tatapan tak percaya. “Hah? Ikut? Jangan aneh-aneh deh kamu!” “Memangnya aneh kenapa? Kan kamu istri aku, jadi aku harus ikut kalau kamu mau pergi menemui laki-laki yang bukan muhr