“Akan saya bereskan, Pak!” ucap seorang perempuan yang masuk ke ruangan membawa beberapa tumpuk dokumen, saat ia melihat pecahan cangkir di lantai yang bernoda kopi. Lee Jun Min memperbaiki letak kacamatanya, beranjak dari sofa tamu. Dokumen di tangannya dihempaskan begitu saja ke atas meja. Tangan kanannya melonggarkan dasi biru tuanya. Muak dengan tumpukan laporan yang harus diperiksanya hari itu. “Ini adalah beberapa laporan untuk beberapa acara untuk bulan Juni nanti, Pak.” “Ya. Terima kasih. Dan tolong bawakan aku cokelat panas sebagai gantinya,” perintahnya seraya berjalan menuju kursi kerjanya. “Baik, Pak Lee!” sahut sang wanita yang berpakaian sifon putih dan rok biru tua selutut, pembawaannya tenang dan sedikit dingin. Rambut pirang cokelat panjangnya memenuhi kedua sisi bahun