“Cepat hentikan sebelum aku berteriak!” ancam Jena. “Berteriaklah. Biarkan satu rumah sakit tahu. Bagaimana jadinya kalau dokter bodoh itu tahu kau sekotor ini, hah? Apa jadinya perasaan pria itu mendapati wanitanya sudah kunikmati berkali-kali dengan cara yang menjijikkan?” “Steven pasti tidak peduli jika dia benar mencintaiku!” “...” Zaflan bungkam, menghentikan aksi menjilati jari-jarinya yang basah. Jena menunggu reaksi pria itu, tapi dia tampak santai dan cuek sambil berkata, “kau pasti sudah lelah. Makanya bicaramu makin tidak masuk akal. Tidurlah sebentar. Aku akan membersihkanmu sebelum memanggil dokter untuk memeriksa tanganmu yang patah.” Jena terkesiap melihat pria itu meraih tangannya, mengecupnya sekali lagi dan berkata setengah serak, “maaf. Aku tidak bermaksud menyaki