Pukul 7.50 malam. Amalia Rasyid termenung masih dalam balutan mukenanya, duduk di atas sajadahnya. Dia baru saja selesai berdoa dan meminta maaf pada Tuhan atas dirinya yang suka kehilangan kendali akan n a f s u-nya. Bagaimanapun juga, dosa tetaplah dosa, dan harus tetap meminta maaf meski berulang kali dilakukan. Itu bukan hal yang memalukan atau pun munafik. Dari ceramah agama yang pernah didengarnya, dosa itu bagaikan kotoran yang melekat pada pakaian, kalau tidak dicuci dengan rutin, maka akan semakin kotor dan gelap, baunya pun akan semakin busuk dan sulit hilang. Selama dirinya masih bernapas, Lia yakin, Tuhan tidak akan meninggalkannya selama ia masih berjuang untuk meminta petunjuknya. Lagipula, dia bukan perempuan yang pada dasarnya ingin berbuat hal-hal yang membu