Bab 11 Halte dan Sedan Hitam

1046 Words

Lia yang kini merasa kotor dan sedih sekali, kembali meneteskan air mata. Pisau masih ditekan pada lehernya sendiri. Ia berjalan hati-hati dengan gerakan kaku dan lemah menuju lorong pintu, menjaga jarak sejauh mungkin dari Zaflan. Ia ngeri pada lelaki itu meski masih berusaha menolak kenyataan yang ada. Bagaimana bisa lelaki yang dikenalnya selama bertahun-tahun berubah seperti ini hanya dalam semalam? Benarkah itu Zaflan? Lelaki yang selalu berlaku lembut dan romantis padanya? Gila! Beberapa saat kemudian, Zaflan yang diam-diam menahan rasa sakit yang menyerangnya sekuat tenaga, berjalan menuju pintu dan memasang kartu passnya hingga terdengar bunyi bip keras. Seluruh kekuatan tubuh Zaflan yang semula kuat bagai kuda, kini seolah terhisap jatuh ke lantai, kakinya nyaris tak bisa men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD