Jena yang masih dalam keadaan lemah, seketika saja mendapat kekuatan entah dari mana untuk bangkit melawan Roxane.
Sayangnya, kondisinya benar-benar tidak menguntungkan, rasa sakit dan juga tubuh yang lemah, masih tidak mempan dengan adrenalin yang menyuntik tubuhnya, dia pun jatuh kembali ke kasur sambil tersengal meski ada alat bantu napas bersamanya. Matanya mengerjap-ngerjap kelelahan, kedua tangan mengepal gemetar di sisi tubuhnya.
Mata Roxane tersenyum licik, berkilat berbahaya.
“Kau ingin bangun? Apakah cara menyedihkan seperti itu hingga Lee Jun Min jatuh ke dalam perangkapmu?”
Jena memejamkan mata, keringat dingin mencoba menahan rasa sakit yang mendera tubuhnya dan berusaha menahan kesabaran di saat yang sama.
Bagaimana wanita itu sampai tahu tentang Lee Jun Min?
Apakah saa
