“Jadi, apa kau sudah memutuskan akan melakukan apa setelah resign?” tanya Pak Kusno dengan wajah serius prihatin, Kepala Departemennya itu duduk di kursi kerjanya dan Lia duduk patuh di kursi tamu. Berhadapan langsung. “Iya, Pak. Saat ini saya ingin membantu usaha kecil-kecilan ibu saya saja,” Lia berusaha tersenyum tulus, meski jelas-jelas itu adalah sebuah senyum palsu yang sangat mengenaskan. “Oh! Kalau tidak salah, jualan makanan dan kue-kue tradisional, kan? Dulu, jasa ibumu, kan, yang dipakai untuk acara kebudayaan batik tahun lalu saat peresmian Perumahan Nusantara kita? Ya, kan?” Lia mengangguk pelan, mengiyakan. Wajah Pak Kusno berubah cerah, senyumnya lebar dan tampak antusias. “Kue buatan ibumu memang enak, sih. Nanti saat acara akikah cucuku, bapak akan memesan di tempat k