Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Amalia Rasyid yang duduk sendirian di kursi belakang mobil, sibuk melamun memikirkan dengan keras perkataan Lee Jun Min kepadanya. “... jika malam itu adalah orang lain, aku tidak akan peduli sama sekali. Biarkan saja dia mati.” Mau bagaimanapun dia mencoba memikirkannya, sangat sulit memahaminya. Sebenarnya, ada satu hal yang mengusiknya. Sebuah ide gila yang tidak masuk akal. Bagaimana kalau Lee Jun Min menyukainya sejak dulu? Apakah tebakannya dulu benar kalau pria dingin berkacamata itu adalah tsundere? Wanita berambut ikal berkacamata tipis ini menggelengkan kepala sambil bersedekap. Wajah serius menggemaskannya terpantul pada kaca spion di depan, membuat adiknya, Syabil, cemberut melihatnya. “Kenapa? Kakak baru menyesal sekarang?” sindirny