Lia tersipu malu dengan penampilannya yang kumal dan kotor di beberapa tempat. Dengan satu tangan, ia sibuk membersihkan kedua sisi wajahnya, memalingkan pandangan dari Arya yang terlihat penuh antusias. “Semua ini gara-gara keamanan hotel ini yang aneh! Persis karet gelang! ” Arya tertawa geli, lalu mengabaikan Lia yang masih saja menggerundel soal keamanan hotel yang tidak rata, tarik ulur, dan tidak adil. “Oh, ya. Kau benar-benar tidak bohong, ya, soal punya pacar waktu itu?” “Apa?” Lia terdiam, masih kurang paham dengan perkataan lelaki itu. “Itu, loh! Waktu kau bilang dulu punya pacar saat aku menolongmu di restauran!” “Ingatanmu sepertinya sangat bagus, ya?” matanya menyipit kesal. “Aku jadi salah satu bos di sini bukan tanpa alasan. Bukan, begitu? Aku tak menyangka kalau per