Sudah 2 jam berlalu sejak aksi Amalia Rasyid mengunci kamar tersebut, dan wanita berdaster merah berambut ikal ini susah payah menarik-narik rantai besi yang terpasang pada tangannya seperti orang bodoh. Namun, rantai yang sudah ditanam kuat di lantai di tengah-tengah kamar itu dipasang sedemikian rupa, mau ditarik seperti apa pun juga, tetap saja tidak bergerak sedikit pun. Yang ada malah membuat kedua telapak tangan sang wanita memerah dan berdenyut sakit. Keringat dingin memenuhi wajah perempuan berkacamata ini, jatuh terpuruk duduk di lantai dengan napas terengah-engah. “Lee... Jun... Min... apa maumu sebenarnya?” gumam Lia dengan suara tersengal-sengal, rantai dinaikkan setinggi mata lalu memutar bola mata malas sembari merebahkan tubuh di lantai yang kini sudah setengah berkarpet