Hawa dingin menusuk tulang Amalia Rasyid, mulutnya ternganga hebat menatap calon ibu mertuanya, dengan masih pose seperti tadi, dengan wajah pucat menggelap. “A-a-a-a-a-aku... i-i-i-i-i-ini...” cicit Lia tergagap pucat, suara mengecil seolah masuk kembali ke dalam tenggorokannya, saking gugupnya malah semakin menarik kemeja Lee Jun Min ke sisinya, menempel begitu erat. “Astaga... anak muda jaman sekarang,” sahut sang calon ibu mertua dengan kedua pipi merona merah, mata mengedip-ngedip malu dengan satu tangan menutupi mulut. “Aku memang sangat mendukungmu menyerang Lee Jun Min seganas mungkin, tapi dipikir-pikir, sebaiknya setelah kalian menikah saja, ya? Kalau hamilnya lebih cepat, nanti nenek malah curiga. Aku tahu kalau Lee Jun Min itu sangat tampan, ohohoho! Tahan dulu, ya, Lia! Lagi