“Kau pikir aku bohong?”
Lia menggeleng cepat-cepat.
“Bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin memastikan kalau hal seperti itu memang ada.”
Pembawaan Lee Jun Min menjadi dingin dan tak bersahabat. Ia menatap Lia seakan melihat musuh. Kepalanya mendongak angkuh dengan ekspresi dinginnya yang datar.
“Kau tidak percaya padaku?” ucapnya lambat-lambat dan serak, sedikit terluka di wajahnya namun hanya sekilas, “kau pikir aku menyerangmu yang mabuk malam itu dengan sengaja untuk menodaimu semata demi nafsu? Berapa kali harus aku jelaskan padamu, Lia? Aku hanya ingin melakukan hal itu dengan cinta pertamaku secara sah. Sama sepertimu.”
“J-jangan salah paham dulu! Ma-maksudku jika o-obat seperti itu benar-benar ada, a-aku tidak merayumu, kan, karena mabuk? Aku ta-takut jika suatu hari nanti
