Selama beberapa detik, Amalia Rasyid yang membeku dan keringat dingin ini mengamati sang suami dengan mata tanpa kedip.
Pria tampan berkemeja putih digulung sebatas siku itu tampak menakutkan.
Saat mata dingin itu meliriknya usai memeriksa isi ponsel, Lia menelan saliva gugup seiring cengkeraman tangan Lee Jun Min menguat pada pergelangannya.
“A-aku bisa jelaskan...”
Kata-kata klise semacam itu yang hanya bisa keluar dari bibir wanita berkacamata ini, tersenyum gugup kepadanya. Berusaha tersenyum semanis mungkin agar pria dingin itu tidak mengamuk.
Nada suara dingin Lee Jun Min terdengar begitu menusuk, matanya menyipit seolah ada ada pisau es yang siap menebasnya di sana.
“Apa sekarang kau sudah bosan kepadaku, lalu mulai melirik Arya? Apa kalian sudah berhubungan berlebihan lagi di
