Langkah-langkah kaki Amalia Rasyid sangat lebar meninggalkan ruangan di belakangnya.
Dengan hati marah dan kecewa berselimut kesedihan, dia mengencangkan ekspresi mukanya.
Tas hitam Maya digenggam kuat-kuat dengan tangan kanan, kening mengencang hebat.
Ada badai yang berputar di dalam dirinya saat ini.
Bukan tawaran Sebastian yang membuatnya serasa ingin membanting meja hingga terbalik, tapi kelakuan Zaflan padanya selama bertahun-tahun!
Gila!
Bagaimana bisa dia menyembunyikan hal semacam itu darinya begitu baik?
“Tidak seharusnya aku begitu polosnya menerima semua perkataannya yang sok beruntung itu! Sedikit-sedikit diskon ajaib! Sedikit-sedikit menang undian berhadiah! Mana ada keberuntungan semacam itu di dunia ini! Pasti semua sudah diakalinya di belakangku!”
Lia mengomel denga
