Siang hari, rumah sakit. Zaflan menatap mata sang perawat yang sudah keringat dingin di depannya, ekspresi pria ini sangat tegas dan gelap dengan pandangan menunduk penuh ancaman. “Su-sungguh, Pak! Saya tidak tahu sama sekali soal itu!” katanya dengan nada gugup, sudah mau menangis, matanya gelisah melihat 2 pria menatap tajam ke arahnya. Satunya adalah Zaflan, satunya lagi adalah pria berjas hitam. Yuzu berdiri di belakang mengamati mereka berdua, tampak sangat gelisah dengan keadaan yang sudah menjadi tegang itu. Perawat di sebelah wanita yang sudah mau menangis itu segera mendekat. Matanya melirik cemas, memerhatikan kalau ada yang tidak beres di antara mereka. “Ma-maaf, ada apa, ya, bapak-bapak sekalian? Apa yang bisa kami bantu?” tanya perawat yang baru datang ini, tersenyum leba