“Baiklah! Mungkin memang benar kau saja yang melakukannya nanti setelah menikah,” terang Lee Jun Min, memajukan tubuhnya bertopang dagu di meja sambil tetap memegang pisau buah itu. Senyumnya benar-benar nakal dan menggoda di wajah dingin dewasa itu.
Lia duduk dengan jantung berdetak kencang, jelas-jelas sudah lihat tadi ada titik merah di ujung pisau itu.
LEE JUN MIN GILAAAA!!! makinya membatin, masih belum lepas dari perasaan syoknya. Tubuh belum berhenti gemetar dingin.
“Jangan bikin hal yang aneh-aneh!” peringat Lia dengan wajah kacaunya, menatap Lee Jun Min yang tersenyum dengan kepala dimiringkan, seolah yang hendak dilakukannya tadi bukanlah hal berbahaya dan serius.
“Ini bukan hal yang aneh-aneh. Setelah menikah nanti, mau tidak mau, setuju tidak setuju, kau akan menggoreskanny
