Dalam perjalanan sebelum mengantar Maya ke butik, mobil hitam itu menuju ke sebuah toko kain l a n g g a n a n Maya untuk memeriksa pesanan kainnya. Di dalam mobil, Maya memerhatikan Arya yang sibuk tenggelam dalam pikirannya yang duduk di kursi depan. Rencana kepergian kedua orang itu pasti membuat hatinya gelisah. Ia dengan jelas melihat wajah syok lelaki itu saat mendengar percakapan singkat calon pasangan suami-istri itu. New York dan Korea? Pasti itu akan memakan banyak waktu. Satu minggu saja pasti tidak akan cukup. Apa yang akan dilakukan Arya? Dalam hati, perempuan berhijab pink itu bertanya-tanya dengan segudang terkaan. Semenjak naik ke dalam mobil, lelaki berambut pirang cokelat itu sama sekali tak membuka suara sama sekali. “Maaf, desainer Maya, apakah ini toko kain