Untuk sesaat Arya kehilangan kata-kata untuk kesekian kalinya hari ini. Keringat dingin menuruni punggungnya. Sagan di belakangnya menatap Lee Jun Min dengan tatapan sarat akan kebencian dan kehati-hatian. Dalam pikirannya, sudah terbayang banyak ide buruk jika Arya memerintahkannya dalam sekali jentikan jari. “Ta-tapi, Lee!” Arya tercekat, mata mengedip kalut. Dokumen yang dipegangnya, diremas kuat-kuat, nyaris sobek. Cha Kang Jun yang mengamati perkembangan pembicaraan itu, menghela napas kasar dan berbalik memunggungi mereka dengan kepala digelengkan keras-keras. Arya berusaha mengumpulkan suara di ujung tenggorokannya yang sudah terasa seret dan pahit. Sekujur tubuhnya gemetar. Dengan suara tidak percaya Arya berkata dengan mata meringis kecewa, “kau mempermainkanku? Aku dengar d