Pada subuh esok harinya, usai melaksanakan kewajiban 5 waktunya, Amalia Rasyid bengong menatap langit-langit kamar Lee Jun Min. Wanita berambut ikal ini baring di atas kasur super nyaman dan hangat itu, kedua tangan terlentang di kedua sisi tubuhnya. Bibir kecilnya bergumam hal-hal tidak jelas dalam bisikan samar, sesekali diam, sesekali berceloteh pendek-pendek. “Pergi, tidak, pergi, tidak....” Isi pikiran Lia sangat terganggu dengan pesan dari Sebastian. Apakah Zaflan benar sedang tertimpa masalah makanya selama ini tidak bisa menghubunginya? Bagaimana kalau misalnya dia sedang sakit parah? Lia memejamkan matanya kuat-kuat mengingat perkataan dari Arya dan Uma. Otoriter? Kaku? Ber*ngsek? Sebenarnya, bagaimana keluarga Zaflan, sih? Keningnya ditautkan keras berusaha menging