Jam dinding menunjukkan 2 jam lebih sedikit maka akan menuju tengah malam.
Amalia Rasyid berdiri di tengah ruangan mansion itu yang penuh dengan orang-orang yang sudah jatuh bergelimpangan, semuanya tertidur pulas. Tidak terkecuali Richter.
Melihat ini, bulu kuduk Lia berdiri sendiri, seolah tengah berada di lautan mayat.
“Ok, mungkin ini sedikit berlebihan?” gumamnya pada diri sendiri dengan nada gugup, tersenyum canggung.
Efek obat itu butuh waktu agak lama untuk membuat mereka semua pingsan, jadi dia pun harus menunggu waktu sedikit lebih lama, dan sebelum meninggalkan ruangan itu, Lia memeriksa napas mereka satu per satu terlebih dahulu.
Lia menghela napas lega.
Semuanya tampak baik-baik saja.
Tidak ingin mereka terlalu lelap, dan tidak tahu kapan mereka akan bangun dan mencema
