“Aku bilang kau harus pergi!” koar nenek Lee Jun Min usai melempar pecah belah ke arah cucu tampannya. Lee Jun Min yang berdiri di depannya, hanya menatapnya dengan wajah dingin dalam diam. Arogan dan angkuh meski tidak mengatakan sepatah kata pun. Hari ini seharusnya dia dan Lia berangkat subuh-subuh sekali untuk melakukan pemotrean pasca wedding di tempat tertentu, tapi malah dipanggil oleh neneknya untuk menghadap di ruangan hanok. “Berani sekali kau berdiri sebelum mendapat perintah dariku!” raungnya marah dengan wajah gemetar, mata melotot merah. Kedua tangannya mengepal di atas tepi meja. Di ruangan ini, hanya ada mereka berdua, sementara di luar ada Lia dan ibu mertuanya berdiri menunggu percakapan mereka selesai. “Aku tidak akan pergi. Kalau nenek sangat peduli kepadanya, kena