“Sudahlah, Lee! Tidak usah ribut dengan nenek,” bisik Lia cepat, menahan sang suami di sisinya agar tidak memulai pertengkaran baru dengan keluarganya sendiri.
Lee Jun Min meliriknya dingin, tapi senyumnya tiba-tiba merekah indah.
“Kau benar. Sangat disayangkan jika kita harus membuat waktu berharga kita untuk orang tak penting. Kita makan dulu, baru setelah itu keluar dari sini agar bisa bernapas dengan sangat nyaman,” jelas Lee Jun Min dengan nada mengejek di ujung kalimat.
Mendengar sindiran itu, membuat sang nenek sudah ingin meledak bak gunung meletus, tapi segera menahannya, karena sepertinya mengajak mereka berdua berdebat yang tengah dimabuk cinta, hanya akan menguras tenaganya yang mungkin tidak sengaja akan keceplosan mengatakan ide super hebatnya untuk memisahkan keduanya di
