Napas Lia tercekat, gemetar hingga tangan yang dipegang oleh sang suami, tanpa sadar hendak ditariknya.
“Aku mau tunggu Maya saja,” ucap Lia, berbisik kecil, tidak menjawab sang suami.
Sabire sialan!
Lia mengencangkan mukanya penuh rasa kesal dan emosi, tapi raut wajahnya tertutupi oleh geraian rambutnya, mata berkaca-kaca, bibir digigit pelan.
Pernikahan macam apa ini?!
Lee Jun Min langsung menarik Lia masuk ke dalam ruangannya, membuat wanita berdaster ini kaget dan mulai protes dengan kata-kata gugupnya.
“Ma-mau apa? L-Lee? A-Aku mau tunggu Maya di luar!”
Lia mencoba menarik lepas tangan sang suami, tapi sudah keburu masuk ke ruang kerja yang penuh deretan buku-buku di lemari pajangan di dinding.
Pintu dikunci.
“Cemburu?”
1 kata itu membuat Lia menahan napas, dia sudah bersan
