Rosa kesal bukan main, ingin rasanya ia membunuh preman yang sedang tertawa mengejek di hadapannya sekarang ini. Rosa lalu berlalu pergi setelah meninggalkan seluruh gajinya bulan itu di meja renteiner yang dicatat sebagai p********n cicilan pertama. Setelah keluar dari kumpulan preman dan markas renteiner tersebut, Rosa kembali ke rumah sakit. Di rumah sakit, para dokter sedang berlari ke lorong menuju ruangan bibinya berada. Karena mengira sang bibi dalam kondisi buruk, Rosa bergegas menuju kamar rawat bibinya dan bersyukur ternyata para dokter dan perawat itu mengunjungi kamar sebelah bibinya. Rosa merasa sangat lega, ia pun menengok bibinya yang sedang terlelap. Ketika ia akan berjalan mendekat, salah satu dokter menghampirinya, memintanya ke ruangan kerjanya. "Ada yang ingin saya