Cinta Tanpa Logika ~ Agnez Mo~

1471 Words
Hati Sisilia berdebar sangat kencang. Mulai dari dia naik taxi online menuju airport sampai saat ini di dalam pesawat yang akan segera membawanya mendarat di Pulau Belitung . Hatinya tetap berdebar tanpa pernah berhenti. Ini adalah tindakan paling nekat yang pernah Sisilia lakukan seumur hidupnya . Bukan suatu kesalahan seperti yang pernah dia lakukan saat di mabuk cinta dulu bersama Hermanto tapi tindakannya hari ini dengan sadar Sisilia lakukan karena dia sangat ingin dan dia tahu pasti apa yang akan terjadi nanti ketika menyetujui ajakan Bram untuk berangkat bersamanya ke pulau Belitung . Sisilia benar-benar tidak sanggup menolaknya . Keinginan hatinya menang melawan logikanya. Dan akhirnya dia setuju untuk berangkat ke negri Laskar Pelangi menyusul Bram yang sedang ada couching Personal Trainer . Mata Sisilia terpejam mengingat kembali percakapan nya via telepon dengan Bram pada Hari Kamis lalu “ Aku hari Jumat pagi akan berangkat ke pulau Belitung, Lia” “ Ngapain?” Tanyaku “ Ada Couching dari kantor pusat untuk personal trainer yang dilaksanakan di Pulau Belitung.” “ Berapa hari di sana?” “ Dari Jumat sampai Minggu saja”. “ Ooo. Selamat couching”. “ Mau ikut nggak?” Tanya Bram. “ Aku?? Emang boleh? “ Ya. Boleh aja. Nggak apa-apa. Ku beliin tiket ya ? Jadi kamu Sabtu pagi-pagi berangkat dengan pesawat ke Jakarta lalu transit dan terbang ke Belitung dengan pesawat jam 10. Sekitar jam sebelas kamu uda sampai di Belitung. Acara kami di hari Sabtu itu hanya sampai jam dua. Setelah itu udah acara bebas. Jadi aku bisa menemanimu”. “ Aku nginap di mana?” “ Ya. Nginap di kamarku dong” “ Emang nggak apa-apa?” Tanyaku bego “ Nggak apa-apa. Tenang aja. Yang mewakili Medan hanya aku. Tidak akan ada yang mengenal kita di sana”. Kata Bram .Sepertinya dia sudah sangat matang merencanakannya Aku berpikir keras. Aku tahu, kalau aku pergi aku sudah masuk ke dalam bara api, dan aku bakalan tidak bisa keluar tanpa terbakar habis . Tapi hatiku meledak-ledak ingin sekali pergi. Ingin sekali menghabiskan waktu berdua dengan Bram, ingin kembali mencium bibirnya yang terasa manis. Sejak ciuman kami di rumahku itu, kami tidak pernah lagi bertemu secara langsung. Karena kesibukan masing-masing. Tapi teleponan kami setiap malam tetap rutin kami lakukan. Dalam setiap teleponan itu, kami makin akrab saja dan sudah menceritakan hal-hal intim. Bram tanpa sungkan mengatakan betapa ia ingin mencium bibirku lagi. Dan aku juga mengatakan hal yang sama. Aku juga ingin menciumnya dan membelai rambut tebalnya. Aku bisa gila bila terus menerus hanya membayangi semua tentang dirinya, tanpa bisa menyentuhnya sedikitpun. Makanya aku memutuskan untuk menerima ajakannya. Bram sangat senang ketika aku menyetujuinya. Dia langsung membelikanku tiket pesawat lewat aplikasi. “ Perlu kubayar nggak tiketku?” Tanyaku pada Bram. “ Nggak dong, anggap ini hadiah dariku” Balas Bram. “ Kamu tinggal angkat koper dan berangkat, semua sudah kuatur. Nanti tiketnya aku kirim kode bookingnya via email ya !” Aku menjadi terharu sekali. Bram adalah laki-laki-pertama selama puluhan tahun yang memberiku hadiah. Dan ini juga kali pertama selama puluhan tahun aku menerima hadiah dari seorang laki-laki *** Jam sebelas lebih lima belas menit pesawat yang membawaku ke Pulau Belitung mendarat dengan mulus di Bandara H.AS Hanandjoeddin. Bandaranya kecil saja. Lebih kecil dari Bandara Polonia dulu. Aku yang hanya membawa bagasi cabin langsung keluar dari pintu kedatangan. Di pintu kedatangan sudah ada laki-laki berseragam hitam yang memegang selembar karton bertuliskan namaku. Ternyata Bram sudah mengaturnya dengan sangat baik. Bram menyuruh petugas dari Hotel Santika untuk menjemputku. Hatiku terasa ringan tanpa beban. Aku tidak memikirkan apa-apa. Yang hanya ada di otakku adalah segera bertemu Bram dan menumpahkan segala kerinduanku kepadanya. Kami sampai di Hotel Santika Premier yang sangat megah. Dari Lobbynya aku melihat laut biru dan pantai pasir putih juga ada kolam renang. Bell boy membantu mengangkat koper kecilku dan mempersilahkanku untuk mengikutinya untuk membawaku ke kamar Bram. “ Peserta couching Personal trainer semuanya lagi di Pantai Laskar Pelangi Bu” Kata bell boynya saat kami naik lift. “ Iya , Pak” Jawabku singkat. Kamar Bram terletak di lantai tiga dengan pemandangan langsung ke arah laut dari balkonnya. Kamar nya sangat luas dan bagus. Hotel Santika Belitung ini adalah hotel baru yang benar-benar sangat nyaman. Aku memasuki kamar dan terpana ketika di tempat tidur terlihat susunan kuntum bunga mawar berbentuk hati dan tulisan Happy Haneymoon. Hah? Siapa yang honeymoon? Kenapa ada tulisan ini di ranjang kami ? Apa yang sudah dikatakan Bram pada pihak hotel? “ Selamat memperingati hari pernikahan, Bu ” Kata Bellboy nya lagi. “ Ini persembahan dari kami khusus untuk anniversary Bapak dan Ibu, karena tadi Bapak ada pesan untuk membersihkan kamar, karena ibu akan datang”. Aku hanya mengangguk tanpa berani berkomentar apa-apa. Pak Bellboy pasti beranggapan aku istrinya Bram yang sedang datang untuk merayakan hari perkawinan bersama suaminya. “ Selamat istirahat . Bu” Kata Bellboynya lagi sebelum menutup pintu “ Sebentar pak “ Aku menahannya dan cepat-cepet menyelipkan uang dua puluh ribuan ke tangannya. Dia mengucapkan terima kasih dan berlalu. Aku memutuskan untuk mandi dulu biar badanku segar saat Bram kembali dari couchingnya .Baru saja aku selesai mengeringkan rambut panjangku dengan hair dryer. Aku sudah mendengar suara kunci pintu di putar dan ketika aku membalikan badanku. Bram berdiri di sana dengan gagahnya. Dan aku kehilangan akal sehatku. Seluruh darah dalam tubuhku bergejolak bagai air mendidih . Aku memandangi Bram tanpa sekejap pun berani menutup mataku karena takut dia akan menghilang dari hadapanku. Bram membuka lebar tangannya. Dan aku langsung menghambur ke dalam pelukannya. Kami seakan dua kutub magnet yang saling menarik. Aku bagaikan kutub magnet utara dan Bram bagaikan kutub magnet selatan yang ketika didekatkan akan saling tarik menarik dan semakin mendekat dan tak bisa lagi dilepaskan. Tubuh kami bersatu dan melekat kuat. Bibir kami menyatu dalam hasrat tanpa batas. Bram dengan tubuh kekarnya langsung mengendongku dan menidurkan ku di tempat tidur penuh kelopak bunga. Dia seakan tak peduli, kelopak bunganya menjadi kacau tak berbentuk . Bram sibuk membuka bajunya dan aku tanpa malu lagi ikut membuka bajuku . Tubuh polos kami pun menyatu dalam hasrat mengebu dan bergelora seperti lautan biru yang terhampar luas yang terlihat dari jendela kamar kami yang tak berbatas. Setiap gerakan yang Bram lakukan bagaikan ombak besar yang menggulung diriku yang membuatku kehabisan nafas dan membuatku menggeliat tanpa kendali bagai ombak yang memecah batu karang dan membuat buihnya melambung tinggi . Bram begitu lihai memainkan irama nya seperti denting gitar kadang dia akan memetik keras, kadang lembut . Membuatku semakin menggeliat panas. Dan ketika Bram hampir mencapai puncaknya. Bram berhenti sejenak lalu dia membalikkan badan untuk memasang pelindung. Aku sabar menunggunya dan ketika dia melanjutkan denting an kuat dalam tubuhku yang tanpa henti. Aku menjerit kencang “ Bram.. I love you” . Bram langsung mengecup bibirku dan siang itu kami tidur berpelukan tanpa sehelai benangpun . Kami tidak keluar dari kamar semalaman . Makanan kami pesan dari room servis hotel dan di antar ke kamar. Kegiatan kami semalaman adalah melepas hasrat terpendam kami dengan berbagai gaya dan harmoni yang sudah lama tidak aku nikmati. Aku melakukannya bersama Bram berulang kali tanpa ingin berhenti, bagaikan pelampiasaan atas malam-malam sepiku selama puluhan tahun . Bram seakan tidak pernah kehabisan tenaga. Dia hanya perlu istirahat beberapa jam lalu mulai lagi menyentuh dan membelai tubuhku . Aku benar-benar merasa memilikinya seutuhnya untuk hari ini. Apa yang akan terjadi besok aku tidak mau memikirkannya. Aku sudah tidak peduli lagi. Biarlah aku menikmati hari ini. Anggap saja ini benar adalah hari anniversary pernikahan kami. Sudah terlalu lama aku kesepian. Sudah terlalu lama aku membiarkan kebun bungaku kering tanpa di siram. Aku memejamkan mata menikmati semua yang Bram berikan padaku hari ini. Aku menikmatinya dan sungguh sangat menikmatinya. Aku cinta padamu Bram. Aku tahu itu salah. Tapi aku benar-benar tidak bisa melepaskanmu. Aku ingin menikmati setiap jengkal tubuh kekarmu. Aku ingin engkau bisa melepaskan semua dahagaku dengan air yang engkau siramkan ke kebun bungaku agar bungaku dapat tumbuh dan mekar kembali. Aku mencintaimu. Dan aku membelai rambut Bram yang tertidur lelap disampingku. Tapi aku yakin, satu jam lagi dia akan mulai memasuki diriku lagi dan membuat tubuhku bagai tergelung ombak besar di lautan biru. Aku menyalakan televisi karena takut akan tertidur dan melewati kesempatan memainkan harmoni cinta bergelora dengan Bram. Aku mencari-cari chanel yang bukan chanel yang melaporkan berita .Setelah menekan keatas dan ke bawah tombol remote TV nya akhirnya aku berhenti di Channel music yang menampilkan Agnes MO dengan lagunya “ Cinta Tak Ada Logika” . Benar-benar seperti diriku saat ini. Mencintai Bram tanpa logika. Bukannya aku tak tau Kau sudah ada yang punya Namun ku tak mau mengerti Selama kau masih bersama ku Karena ku suka, ku butuh cinta yang pernah hilang darimu Cinta ini Kadang-kadang tak ada logika Ilusi sebuah hasrat dalam hati Dan hanya ingin dapat memiliki Dirimu hanya untuk sesaat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD