1. Bertemu (Lagi)

449 Words
"Believe and act as if it were impossible to fail." - Charles Kettering ______ Hari ini adalah hari ke dua puluh lima sejak Em menginjakan kakinya di Kota yang terletak di tepi sungai Kama, di kaki pegununggan Ural.  Kota ini adalah sebuah pusat utama administrasi, industri, ilmu pengetahuan, dan budaya. Industri-industri utamanya antara lain mesin, pertahanan, produksi minyak (sekitar 3% dari hasil minyak Rusia), penyulingan minyak, kimia dan petrokimia, kayu dan pemrosesan kayu dan industri makanan. Di Perm terdapat sejumlah universitas penting antara lain Universitas Negara Perm, Universitas Teknik Negeri Perm dan Akademi Medis dan lainnya. Jika kalian belum mengetahui nama Kota ini, Kota ini adalah Kota paling pada penduduk di Rusia, Kota Perm.  Sepuluh hari yang lalu Jo datang untuk perjalanan bisnis lalu mereka menghabiskan waktu bersama seharian menuangkan segala rasa rindu, waktu Jo yang padat mengakibatkan Jo tidak bisa tinggal lebih lama, satu hari penuh itu Jo dan Em habiskan dengan pergi ke beberapa Museum, makan di taman bunga hingga memasak di Apartemen Em. Sejauh ini hatinya telah kembali pulih, namun satu orang masih terus menetap dihatinya, dengan lancangnya dia enggan pergi seberapa keras Em mengusir, masa lalu Em yang begitu kelam adalah pelajaran berharga dan menjadikan Em lebih kuat menghadapi pahitnya dunia.  Hari ini banyak burung-burung cantik terbang kesana kemari membuat Em yang tengah duduk dihamparan taman luas merasa senang,  Jika dilihat sekeliling, hanya Em yang terlihat seorang diri, semua yang ada di Taman ini berpasangan atau bersama keluarga, mereka tampak bahagia dan tertawa bersama.  "Kasihan, Penduduk disini banyak tapi datang sendirian."  Suara menyebalkan terdengar di gendang telinga Em, fokus Em yang tengah memejamkan mata terganggu, jujur Em ingat pemilik suara ini. Pria menyebalkan yang ber api-api.  "Telinganya hilang nanti, ada yang bicara didiemin."  Em masih enggan untuk membuka mata, biar saja pria ini mengoceh panjang x lebar. Em terlalu sibuk untuk meladeni kata-kata ketus pria api ini.  Sepuluh menit kemudian Em merasa pria itu telah pergi, karena tidak ada suara-suara ketus lagi, Em tersenyum kecil merasa bangga karena caranya enggan membuka mata berhasil membuat pria itu pergi, perlahan kedua mata Em terbuka, pemandangan di depannya membuat nafas Em tersendat, Pria api masih disini, berdiri dengan jarak yang lumayan jauh, memperhatikan Em dalam diam. Pria itu juga ikut tersenyum saat melihat Em yang terlihat tegang saat melihat dirinya kembali.  Perlahan berjalan mendekati Em yang masih terdiam dengan arah mata yang masih terpaku pada pria itu, dalam hati pria itu terkikik geli saat Em terbengong,  Lucu. Pikir pria itu.  "Hallo, Emilly."  Mata Em nyaris copot, jantungnya berdetak kencang saat kesadarannya pulih, Pria api ini sangat dekat dengan wajahnya, hanya berjarak satu jengkal. Wangi Maskulin tercium jelas membuat Em sebisa mungkin menahan nafasnya enggan mencium wangi pria api. 

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD