Dua minggu sudah Amira tinggal Bersama kedua orang tuanya, tentu membuat penampilan Amira pun semakin lama semakin cantik. Bentuk tubuhnya yang semula tidak menentu, kini terlihat begitu indah dan ramping, karena terus dijaga pola makan dan Kesehatan, serta terus berolah raga. Amira benar – benar muali membenahi penampilannya agar tidak terlihat lagi seperti pembantu yang sering diucapkan Evan saat masih bersamanya.
Amira tidak pernah Lelah untuk terus mematuhi segala aturan yang diterapkan keluarganya, agar tubuhnya bisa kembali seperti semula. Berbagai ahli kecantikan pun didatangkan untuk merawat kulit tubuh Amira yang awalnya sangat kasar dan kusam, kini kulitnya sudah kembali bersinar, putuh, mulus, dan halus, serta lembut.
Tentu saja, Dengan kekayaan yang dimiliki keluarganya, Amira bisa merubah penampilannya hanya dalam dua minggu saja, sedangkan Amira sendiri sudah mulai menjalain Pendidikannya sejak dini di taman bermain internasional yang tentu saja disana hanya ada anak – anak dar golongan kelas atas, karena biaya Pendidikan yang sangat mahal.
Hari ini, sesuai dengan perintah Muhtar, Amira akan mulai belajar memimpin sebuah perusahaan di Niskala Corporation, lagi pula Amira adalah salah satu Komisaris di Niskala Corporation, dan sebagai pemilik 30% saham perusahaan, karena memang Muhtar sudah membagikan saham Niskala kepada kedua anaknya sama, masing – masing 30% untuk Amira dan 30% untuk Surya, sementara sisanya adalah masih atas nama Muhtar.
Dengan mengenakan dress warna soft, dengan tampilan rambut disanggul hingga memperlihatkan jenjang leher yang begitu putih mulus tanpa noda. Pagi ini Amira tampak begitu cantik, sehingga bisa dipastikan tidak akan ada yang menyangka kalau dirinya seorang janda beranak satu.
Sesampainya dilobi kantor, pak Ujang sopir pribadi keluarga Muhtar yang sengaja mengantarkan Amira ke Niskala Corporation pun langsung membukakan pintu mobil. Tampak banyak pasang mata yang memandang Amira yang baru turun dari mobil Bentley terbaru.
“ Terima kasih, pak Ujang,” ucap Amira sambil tersenyum dan melangkah masusk kedalam kantor.
Amira memutar pandangannya takjub dengan kemegahan Niskala Corporation milik ayahnya. Dan memang ini baru pertama kalinya Amira datang kekantor perusahaan milik keluarga Winata. Dari dulu Amira tidak pernah ingin tahu atau melihat kantor tempat ayahnya bekerja, Amira lebih suka membantu mamahnya di butik.
Amira kembali berjalan menuju meja resepsionis, namun seketika langkahnya terhenti saat terdengar seseorang memanggilnya dengan nada terkejut.
“ Amira?”
Seketika Amira pun membalikan badannya, mencari sumber suara yang sangat tidak asing ditelinga Amira.
Dan benar saja, hanya terpaut tiga Langkah darinya, Amira mendapati sosok laki – laki yang tentu saja sangat familiar.
“ Mas, Evan!” ucap Amira sedikit terkejut bertemu dengan mantan suaminya.
Evan yang awalnya mengira kalau dirinya salah, seketika terkejut saat mendengar Amira menyapanya dengan lembut. kedua matanya langsung menyelidik Amira dari atas sampai kebawah.
Tidak bisa dipungkiri penampilan Amira yang terlihat begitu cantik mengundang banyak tanya dalam hati Evan. Bagaimana bisa seorang Amira yang begitu dekil dan lusuh itu bisa berubah bagaikan seorang putri hanya dalam waktu dua minggu?
Evan memang mengetahui kalau lima tahun lalu Amira tampil begitu cantik, makanya Evan pun memutuskan untuk menikahinya. Tepi penampilan Amira perlahan berubah, setelah melahirkan Kirana. Dan sejak saat itu Evan pun sudah tidak tertarik lagi pada Amira, makanya dia memilik untuk menikah lagi dengan Marisa.
Tapi, kenapa Amira berubah setelah bercerai dengannya? Bahkan penampilannya jauh lebih berkelas dibandingkan dengan Marisa.
“ Sedang apa kamu disini?” tanya Evan sambil menatap Amira tak berkedip. Perasaannya dipenuhi rasa curiga terhadap mantan istrinya itu, yang pagi – pagi seperti ini sudah berada dikantor perusahaan sebesar itu dengan penampilan yang sangat luar biasa.
‘ Apa jangan – jangan si Amira jadi simpanan bos? Soalnya saat dia pergi, tidak selebar kain pun yang dibawanya sebagai ganti, bahkan uangnya pun dirampas oleh ibu?’ pikir Evan dengan penuh rasa curiga karena melihat penampilan Amira yang begitu Cantik dan berkelas.
Kecurigaan Evan sangat beralasan, karena memang Amira pergi dari rumah Evan tanpa membawa apapun, bahkan Amira sendiri hanya memiliki uang sepuluh ribu rupiah, karena semua barang – barang miliknya dan juga uang yang ada dalam tasnya diambil Rohana saat Amira akan pergi. Jadi wajar kalau Evan menuduh Amira menual dirinya kepada salah satu bos di Niskala.
Amira hanya tersenyum melihat Evan yang tidak berkedip menatapnya. Amira menyadari kalua Evan saat ini tengah menduga – duga tentang dirinya. Dari pancaran wajahnya saja, Amira sudah bisa menebak kalau Evan memiliki pikiran buruk tentang dirinya.
“ A – mira?”
Amira mengalihkan padangan kepada seorang Wanita yang baru datang dan langsung melingkarkan tangannya dilengan Evan. Amira kembali tersenyum melihat Marisa yang begitu terkejut dengan penampilannya saat ini.
“ Kenapa? Kalian terkejut melihat penampilanku?” Senyum kepuasan terukir dibibir Amira saat ini melihat dua orang yang sudah menghancurkan hidupnya terkejut atas perubahannya.
Tampak raut wajah tidak suka diperlihatkan oleh Marisa saat ini. Dia tidak pernah berpikir kalau Amira bisa tampil jauh lebih cantik dibandingkan dengan dirinya, walau pun Amira hanya mengenakan mike up sederhana saja dan itu pun sudah bisa menunjukan kelasnya.
Berbeda dengan Marisa yang mengenakan berbagai macam mike up, dan itu dilakukannya untuk menutupi kekurangan dan kelemahan dari penampilannya.
“ Aku tidak terkejut! justru aku heran kenapa kantor sebesar ini bisa membiarkan Wanita macam kamu masuk? Apa mereka tidak tahu siapa Wanita ini sebenarnya?” Sorot mata Marisa memperlihatkan kebencian sedangkan ucapannya jelas merendahkan Amira.
" Mungkin dia mau menemui kekasih gelapnya kali,” jawab Evan melempar tuduhan.
“ Bisa jadi, mas, mana mungkin Wanita seperti dia bisa berubah cantik hanya dalam waktu dua minggu, kalau tidak menjual dirinya,” balas Marisa sambil menunggingkan senyum mengejek.
‘ Dasar manusia sok kaya, kita lihat saja nanti, setelah kalian tahu siapa aku, maka hidup kalian pun sudah berada digolongan paling miskin,’
Tak mau meladeni perkataan tidak berkelas dari kedua orang itu, Amira pun memilih melanjutkan langkahnya menuju meja resepsionis.
Merasa tidak ditanggapi, Evan pun langsung menahan laju Amira dan mencekal tanganya, “ Hei! Kamu pikir kamu siapa? Beraninya mengabaikan kami!” bentak Evan dengan nada keras, sehingga mengundang banyak pasang mata yang langsung tertuju kearahnya.
Amira seketika menipis dengan kasar cengkraman tangan Evan, “ Tolong, jaga sikap anda, jangan pernah berani menyentuh saya,”
Amira menatap tajam kearah Evan sambil telunjuknya langsung berada sejajar dengan wajah mantan suaminya itu.
“ Beraninya kamu menunjuk wajah suami saya? Memang kamu pikir kamu siapa?” Marisa melangkah dan langsung menepis tangan Amira yang tengah menunjuk wajah Evan.
“ Bilang sama suami anda, yang sopan kalau jadi orang!” bentak Amira sambil kembali hendak meneruskan langkahnya.
“ Kenapa kami harus sopan sama p*****r macam kamu!” Amira kembali menghentikan langkahnya, dan dengan tiba – tiba, Amira membalikan bandan lalu menghampiri Marisa dan…
Plakkk!!!